BUMI YANG SOK PINTAR
Hari itu, aku sedang bermain rotasi
sambil berevolusi di dalam kelas Tata Surya. “Sungguh hari yang menyebalkan!”,
bisikku dalam hati. Oh ya, aku banyak di kenal oleh para astronom.
Kemudian, sahabatku yaitu Neptunus mendekatiku
dan menyapaku.
“Hey,
Pluto, ngapain loe jutek mulu? Udah deh, santai aja kale, kan ada gue! ”
Sahutnya dengan senyum cincin yang selalu mengitari tubuhnya.
“Hmm,
okelah, gue nggak akan jutex lagi deh, janji!”, dengan terpaksa aku berbalas
senyum kepadanya.
Neptunus
adalah sahabat terdekatku, aku senang berteman dengannya, semenjak aku dan dia
berada pada orbit yang berdekatan, kami selalu bersama sama. Lama aku dan dia
berbincang bincang tentang pelajaran yang banyak diajarkan oleh guru yang
sangat aku benci. Hingga guru itu datang
ke kelas kami. Seperti biasanya, ia tak pernah bosan mengajar tentang keluarga
planet kepada kami.
Tiba-
tiba,
“Aduh,mampus
gue, aaaah, kenapa nasib gue kayak gini sih, uuuh ! ”. Aku mengeluh, aku tidak
sengaja, lagi-lagi aku memotong orbit sahabatku.
Akhirnya,
“Plutoooooo,,
sudah berapa kali kamu mengganggu orbit temanmu! Sekarang juga keluar dari
kelas Tata Surya ini!” Teriak Guru Bumi dengan mata hijau kebiru biruannya yang
tajam menatapku.
“Iya,bu,
Iya”. Saya minta Maaf !”. Ku jawab dengan nada rendah
“Plutoo…”teriak
Neptunus
“huhu,selamat
tinggal”. aku sangat menyesal
Dan dengan berat hati, aku berotasi degan
cepat dan sekarang di keluarkan dari
kelas Tata Surya oleh guru Bumi yang sok Pintar itu,”Udah sok pintar, sok
sempurna lagi, mentang-mentang punya
otak tu planet kali ,yak “ . Sahutku dalam hati.
Aku heran,dengan perlakuan
guru Bumi terhadapku, aku memang selalu mengganggu orbit sahabatku, tetapi,
Neptunus kan tidak mempermasalahkan itu,
dia malah senang apabila aku mendekati orbitnya. Kenapa harus guru Bumi
yang ribut? Bahkan sampai mengusirku, mengganggu keseimbangan alam, dan
mengancam timbulnya kiamat, katanya. Ueeekkkk!!!!! BULLSHIT!!!. Padahal ulah
guru Bumi sendiri yang merusak keseimbangan alam, liat aja tuh sampah-sampah
antariksa berupa satelit-satelit buatan yang kini usang dan dibiarkan melayang
di udara, apabila terkena Asteroid bisa
hancur asteroid itu.
Bukan hanya aku, rasa dendamku semakin
memuncak ketika adikku yang bernama Ceres dituduh ikut campur tangan atas
jatuhnya sebuah Asteroid ukuran sedang di Siberia,padahal Asteroid itu sedang
tersesat tidak sengaja masuk orbit guru Bumi hingga menabrak guru bumi.
Kadang aku menyesal, kehadiranku tidak
pernah diterima baik oleh guru Bumi yang sok pinter itu, syukurlah aku masih
memiliki keluarga yang bernama planet kerdil atau planet katai. Meskipun
keluarga kami kecil, kami selalu bahagia, bebas mengorbit di angkasa.
“Senangnya … ! “. Tapi, meskipun keadaanku telah menjadi lebih baik aku tetap membenci planet yang telah mengusirku dan melerai kedekatanku
dengan Neptunus, selamanya.
Sudah beberapa hari aku merenung sendiri,
meratapi nasibku, merindukan teman teman planet yang tidak lama kutemui. Kini
aku telah ada di orbit terjauh dari Tata Surya, aku kira teman teman lamaku
akan melupakan aku. Tapi ternyata tidak, Dewa Matahari memang mengerti
perasaanku. Tiba- tiba, Neptunus datang
padaku, dia senantiasa menghiburku, cincin pudarnya semakin bersinar melingkar
di tubuhnya. Dewa Matahari juga semakin memantulkan cahayanya kepadaku, aku
benar-benar bahagia.
“Pluto,
lo baik baik aja kan ?”.
Terdengar suara
Neptunus yang memanggil namaku.
“Iya, thanks, lo kesini sendirian? Nggak sama
Kembaran loe, Uranus?”.
“Nggak ah, bisa ancur nih orbit lo kalo ada gue dan dia
disini”.
“hahhaha, bisa aja loe”, aku merasa terhibur dengan kedatangannya.
“Ehem,ada yang ngomongin gue nih? ”tiba tiba Uranus muncul.
“Ups !! hihi, gue
nggak ikutan deh ya”, sahutku.
“Hei,
Pluto, gue ngga mau disamain sama dia, jelas jelas gue sama dia beda banget,
gue juga nggak sudi deh disamaain sama dia, warna dia aja biru, norak banget
nggak sih! hahaha”,
ucap Uranus dengan nada bercanda. “Eh, lagian siapa juga
yang mau disamain sama loe, warna loe aja hijau, kotoran sapi kaleee, hahha”,
sahut Neptunus dengan nada yang meninggi.
“Nggak sopan banget sih loe, loe
seharusnya nyadar gue ini lebih besar daripada loe”,suasana semakin kacau.
“Loh, kok marah, tadi kan gue cuma becanda”. Neptunus membalasnya.
”Helloooowwww, bisa nggak sih damai sebentar,kalo gini gua risih ada kalian
berdua”, sahutku .
Suasana semakin runyam, begitu pula
pikiranku, kini cahayaku mulai ridup, sampai mereka bisa saling memaafkan
lagi,mereka memiliki sifat yang arogan, apabila dilihat sekilas memang bentuk
dan warna mereka sama, hanya warna yang membedakannya. Mereka memiliki
keistimewaan yaitu cincin pudar yang mengelilingi badan mereka, sebenarnya aku
iri dengan Neptunus dan Uranus, tapi ya sudahlah aku terima saja keadaanku saat
ini. Kericuhan mereka membuat aku teringat akan kekejaman guru Bumi terhadapku,
huh, meyebalkan.
“Pluto,
gue sama Neptunus minta maaf ya!”
“Ya,
udah gue maafin kok”
“ya
udahlah,karena kesalahan gue, sekarang
gue tau deh apa yang ada dipikiran lo, pasti lo pengen balas dendam ke guru
bumi kan, gue mau nawarkan bantuan nih?” ucapnya menawarkan bantuan kepadaku
“mau
, mau, mau banget” semangat aku menjawab tawarannya.
“okelah,gue
punya ide nih, entar gue akan mnengirimkan salah satu asteroid untuk
menghancurkan dia, gimana oke nggak, Nep?”.
“Oke
tok wes” Ujarnya.
Setelah
percakapan itu, hatiku pun sedikit lega, Pada saat Bumi telah sejajar dengan
Asteroid yang disediakan, Uranus segera mengirimkannya dengan berukuran sedang
untuk menabrak guru Bumi.
“Duaaaaaaaaaaaaaaaar!!!”
Suara
Ledakan terdengar hingga sejagat raya, sebagian badan bumi telah hancur dan
menyebabkan kawah di Arizona, bekas Asteroid yang menyebabkan kepunahan
Dinosaurus
“Hahahhahahah”,
seluruh planet tertawa mendengar beritanya, biar mampus tuh si bumi.
Akhirnya
Aku dan teman teman planet lainnya kecuali bumi bisa bebas dari guru Bumi
dengan mengorbit di Luar Angkasa tanpa ada aturan aturan dari guru Bumi yang
SOK PINTAR itu.