UNAIR Blogging Competition

Web
0

Tanggung Jawab & Kebebasan Perawat dalam Pelayanan Kesehatan

Tanggung Jawab & Kebebasan Perawat dalam Pelayanan Kesehatan 
(untuk powerpointnya klik disini)


Pengertian Tanggung Jawab (Responsibility)

ØPengertian Tanggung jawab menurut Barbara kozier (Fundamental of nursing 1983:25)
        Tanggung jawab perawat berarti keadaan yang dapat dipercaya dan terpercaya. Sebutan ini menunjukan bahwa perawat professional menampilkan kinerja secara hati-hati, teliti dan kegiatan perawat dilaporkan secara jujur. Klien merasa yakin bahwa perawat bertanggung jawab dan memiliki kemampuan, pengetahuan dan keahlian yang relevan dengan disiplin ilmunya.

ØPengertian Tanggung Jawab perawat menurut ANATanggung jawab perawat adalah Penerapan ketentuan hukum (eksekusi) terhadap tugas-tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat, agar tetap kompeten dalam Pengetahuan, Sikap dan bekerja sesuai kode etik (ANA, 1985).

Jenis – Jenis Tanggung Jawab Perawat 1.Responsibility to God (tanggung jawab utama terhadap Tuhannya)

Dalam sudut pandang etika Normatif, tanggung jawab perawat yang paling utama adalah tanggung jawab di hadapan Tuhannya.

2.Responsibility to Client and Society (tanggung jawab terhadap klien dan masyarakat)

ØPerawat berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu, keluarga, dan masyarakat.ØPerawat memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan masyarakat.ØPerawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga, dan masyarakat, senantiasa diladasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi luhur keperawatan.ØPerawat menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga, dan masyarakat, khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta upaya kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi kepentingan masyarakat.

3.Responsibility to Colleague and Supervisor (tanggung jawab terhadap   rekan sejawat dan atasan)

ØMembuat pencatatan yang lengkap (pendokumentasian)
ØMengajarkan pengetahuan perawat terhadap perawat lain yang belum mampu atau belum mahir melakukannya.
ØMemberikan teguran bila rekan sejawat melakukan kesalahan atau menyalahi standar.
ØMemberikan kesaksian di pengadilan tentang suatu kasus yang dialami klien. 4.Tanggung Jawab Perawat terhadap TugasØPerawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggiØPerawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang diprcayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai denagan ketentuan hukum yang berlaku.ØPerawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusian.ØPerawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial.ØPerawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien atau klien dalam melaksaakan tugas keerawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan kemempuan jika menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan keperawatan.

5.Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi

ØPerawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya
ØPerawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
ØPerawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan keperawatan, serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan.ØPerawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi   profesi keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

6.Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara

ØPerawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.ØPerawat berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat. Beberapa cara dimana perawat dapat mengkomunikasikan tanggung jawabnya.ØMenyampaikan perhatian dan rasa hormat pada klien (sincere intereset)ØBila perawat terpaksa menunda pelayanan, maka perawat bersedia memberikan penjelasan dengan ramah kepada kliennya (explanantion about the delay).ØMenunjukan kepada klien sikap menghargai (respect) yang ditunjukkan dengan perilaku perawat.
ØBerbicara dengan klien yang berorientasi pada perasaan klien (subjects the patiens desires) bukan pada kepentingan atau keinginan perawat.ØTidak mendiskusikan klien lain di depan pasien dengan maksud menghina (derogatory).ØMenerima sikap kritis klien dan mencoba memahami klien dalam sudut pandang klien (see the patient point of view).
Pembatasan Kebebasan

1.Faktor dari dalam: fisik maupun psikis 
2.Lingkungan: alamiah maupun sosial-ekonomi. 3.Kesosialan manusia secara umum.

Kebasan Perawat

Perawat mempunyai kebebasan dalam bekerja, artinya perawat bekerja dengan keilmuannya sendiri dalam merawat pasien, tidak tergantung instruksi dokter dalam bekerja, Catalano (2006).

0

Hukum Humaniter International

Power point mengenai Hukum Humaniter International  bisa di download disini
0

MENUJU PEMERINTAHAN PASURUAN YANG BERSIH , SEJAHTERA, DAN MASLAHAT

MENUJU PEMERINTAHAN
PASURUAN YANG BERSIH , SEJAHTERA, DAN MASLAHAT

            Menciptakan tata pemerintahan yang bersih, sejahtera dan maslahat merupakan salah satu agenda penting dalam pembangunan daerah. Agenda tersebut merupakan upaya untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik, antara lain: keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi, menjunjung tinggi supremasi hukum, dan membuka partisipasi masyarakat yang dapat menjamin kelancaran, keserasian dan keterpaduan tugas dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan. Untuk itu diperlukan langkah-langkah kebijakan yang terarah pada peningkatan kualitas pendidikan dengan pembenahan pekerja dalam pemerintahan .
            Kualitas pendidikan di Indonesia memang masih sangat rendah bila di bandingkan dengan kualitas pendidikan di negara-negara lain. Hal-hal yangmenjadi penyebab adalah standardisasi pendidikan yang masih kurang optimal.Indikatornya jelas, yang salah satunya disebabkan oleh lemahnya karakter dari para siswa. Sudah menjadi hal biasa ketika siswa berani mencontek pada saat ujian berlangsung . Hal ini tentu sangat disayangkan dan dapat membahayakan nasib bangsa dimasa mendatang . Banyak siswa yang tertekan  ketika nilainya rendah karena akan mendapat ocehan dari orangtuanya atau dimarahi guru . Sehingga ia melakukan cara apapun baik halal bahkan tidak agar mendapat nilai yang tinggi . Kasus seperti ini perlu diatasi lebih lanjut. Seharusnya kita sebagai generasi muda sadar bahwa bukan nilai yang perlu diperjuangkan, melainkan ilmu yang bermanfaat. Saya sendiri kadangkala merasa berontak, merasa heran dengan metode pendidikan di indonesia. Saya masih belum mengerti kenapa seringkali saya diharuskan untuk mencocokkan teori ? bukannya dituntutuntuk menghasilkan teori baru atau membenarkan teori yang lama . Bukankah hal ini termasuk pembatasan kemampuan berfikir siswa? Atau kenyataannya pada saat ini ketika saya disekolah adalah teori yang orang lain buat adalah benar dan ketika teori kita tidak sesuai dengan teori yang kita buat , maka kita salah . Jika kita terus terusan berfikir seperti ini dan jika kita tidak dapat mengendalikan diri kita, tentu saja akan terdapat kecurangan kecurangan yang berlanjut . Kasus contek mencotek adalah salah satu bibit bibit timbulnya generasi muda yang tidak berkarakter yang berpengaruh terhadap nasib bangsa di tahun mendatang . Khususnya generasi muda pasuruan . Siapa lagi kalau bukan kita yang memimpin bangsa ini kelak ?Sekolah tidak lebih menghasilkan ahli sejarah yang pandai menghafal tetapi tidak pandai berpikir. Bayangkan saja kita harus menghafal rumusan dan teori-teori yang ditemukan bertahun-tahun lalu tanpa pernah berpikir perlukah teori tersebut dipraktikkan ? Padahal jaman selalu berubah dengan cepat. Apa yang terjadi di masa lalu bisa jadi sudah tidak dapat kita pakai lagi. Kita belajar hanya dituntut untuk menjadi seorang pembaca koran, tetapi bukan pembuat berita. Kita dibuat untuk menghafal sejarah, tetapi bukan untuk membuat sejarah.Sekolah yang sifatnya kaku dan konvensional tidak dapat lagi menghadapi pemikiran manusia yang terus berkembang dan profesi yang semakin beragam. Benar-benar tahun yang sia-sia jika bertahun-tahun sekolah pertanian tetapi kerja di perbankan. Lulusan MIPA tetapi malah jadi penulis komik atau bahkan menjadi model. Untuk apa kita sekolah kalau selama ini yang kita dapat hanyalah omong kosong belaka. Mungkin jawaban untuk semua itu adalah: kepantasan.
Dan sudah seharusnya ada suatu tindakan untuk  membentuk mental para siswa menjadi lebih baik dengan metode pendidikan yang sesuai . Seperti yang sudah selama ini mencuat dalam beberapa tahun terakhir. Pendidikan karakter menjadi hal yang banyak diperbincangkan. Melalui pendidikan karakter tersebut diharapkan nantinya siswa dapat membentuk karakter – karakter yang kuat, seperti disiplin, mandiri, agamis, potensial dan bertanggung jawab.
Dari berbagai cara tersebut, maka pendidikan karakter sebenarnya dapat diajarkan dengan mengambil contoh dalam kehidupan sehari – hari. Dengan demikian, jika pendidikan karakter dapat diterapkan dengan baik di sekolah. Maka hal tersebut mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia melalui pendidikan karakter yang berkesinambungan. Karena dengan terbentuknya karakter yang kuat dari siswa maka minat untuk terus memperbaiki diri menjadi lebih baik semakin besar. Sehingga hal tersebut akan berpengaruh terhadap kemajuan bangsa Indonesia menuju bangsa yang berkeadilan dan berkarakter kuat.
Jika diberi soal mengenai pendidikan karakter maka soal tersebut tidak benar-benar mengukur keadaan sebenarnya. Misalnya, jika anda bertemu orang yang tersesat ditengah jalan dan tidak memiliki uang untuk melanjutkan perjalananya apa yang anda lakukan? Untuk hasil nilai ujian yang baik maka jawabannya adalah menolong orang tersebut, entah memberikan uang ataupun mengantarnya ke tujuannya. Pertanyaan saya, apabila hal ini benar-benar terjadi apakah akan terjadi seperti teorinya? Seperti jawaban ujian? Lalu apa alat ukur pendidikan karakter? Observasi atau pengamatan yang disertai dengan indikator perilaku yang dikehendaki. Misalnya, mengamati seorang siswa di kelas selama pelajaran tertentu, tentunya siswa tersebut tidak tahu saat dia sedang di observasi. Nah, kita dapat menentukan indikator jika dia memiliki perilaku yang baik saat guru menjelaskan, anggaplah mendengarkan dengan seksama, tidak ribut dan adanya catatan yang lengkap. Mudah bukan? Dan ini harus dibandingkan dengan beberapa situasi, bukan hanya didalam kelas saja. Ada banyak cara untuk mengukur hal ini, gunakan kreativitas anda serta kerendahan hati untuk belajar lebih maksimal agar pengukuran ini lebih sempurna.

Membentuk siswa yang berkarakter bukan suatu upaya mudah dan cepat. Hal tersebut memerlukan upaya terus menerus dan refleksi mendalam untuk membuat rentetan Moral Choice (keputusan moral) yang harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata, sehingga menjadi hal yang praktis dan reflektif. Diperlukan sejumlah waktu untuk membuat semua itu menjadi custom (kebiasaan) dan membentuk watak atau tabiat seseorang. Menurut Helen Keller (manusia buta-tuli pertama yang lulus cum laude dari Radcliffe College di tahun 1904) “Character cannot be develop in ease and quite. Only through experience of trial and suffering can the soul be strengthened, vision cleared, ambition inspired, and success “.


            Untuk mewujudkan cita cita pasuruan juga diperlukan pemimpin pemimpin yang memiliki etos kerja , pemimpin pemimpin dalam pemerintahan yang memiliki watak jujur. Sebagai warga pasuruan, akanlah janggal apabila kita tidak meneladani figur pasuruan yang pernah memimpin masyarakat , kita mengenalnya dengan nama KH Abdul Hamid. Seseorang yang sudah banyak dikenal oleh warga Pasuruan , yaitu KH . Abdul Hamid, Seperti halnya para wali sejati, beliau menjadi tiang penyangga masyarakatnya, tidak hanya di Pasuruan, tetapi juga di tempat-tempat lain. Beliau adalah saka guru moralitas bagi warga pasuruan dahulu, beliau memimpin warga lillahi ta’ala , dan memimpin karena amanaH. Alangkah baiknya apabila pekerja dalam pemerintahan pasuruan bekerja karena Allah , bekerja karena amanah , karena keikhlasan , seperti yang dilakukan oleh KH Abdul Hamid . Selain itu beliau juga sabar dan hormat kepada siapapun , melayani masyarakat dari yang kaya hinga miskin, dari rakyat jelaata sampai rakyat berpangkat . Semuanya ia layani tanpa membeda bedakan, sehingga banyak yang menangisi kepergiannya. Sabtu 9 Rabiul Awal 1403 H bertepatan dengan 25 Desember 1982 M, menjadi awal berkabung panjang bagi masyarakat muslim. Hari itu saat ayam belum berkokok, hujan tangis memecah kesunyian di dalam rumah di dalam komplek Pondok Pesantren Salafiyah, setelah jatuh anfal beberapa hari sebelumnya dan sempat dirawat di Rumah Sakit Islam Surabaya, karena penyakit jantung akut, beliau menghembuskan nafas terakhir, meninggalkan tiga orang anak: Nu’man, Nasih dan Idris.Umat pun menangis, gerak hidup di Pasuruan seakan berhenti, bisu, oleh duka yang dalam. Ratusan ribu orang berduyun-duyun membanjiri Kota Pasuruan, memenuhi relung-relung masjid Agung Al-Anwar dan alun-alun kota, memadati ruas-ruas dan gang-gang jalan yang membentang di sekelilingnya. Mereka dalam gerak serentak, mengangkat tangan sambil mengucapkan “Allahu Akbar” empat kali dalam salat jenazah yang diikuti jemaah oleh jumlah yang luar biasa. Namun kepergian KH Abdul Hamid bukanlah menjadi hambatan bahwa Pasuruan tidak bisa mewujudkan pemerintahan yang bersih, sejahtera, dan maslahat . Dengan memerbaiki kualitas pendidikan dan pembenahan karakter pekerja dalam pemerintah bukan tidak mungkin Pemerintahan Pasuruan disebut sebagai pemerintahan yang bersih, sejahtera, dan maslahat untuk masyarakat. 
Back to Top