MACAM
MACAM TARIAN NUSANTARA
1.
Nanggroe Aceh Darussalam
Tari Seudati
Tari
Seudati berasal dari Arab dengan latar belakang agama Islam. Sebuah tarian
dinamis penuh keseimbangan dengan suasana keagamaan. Tarian ini sangat
disenangi dan terkenal di daerah Aceh. Tari
Seudati adalah nama tarian yang berasal dari provinsi Aceh. Seudati berasal dari kata Syahadat
yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah.
Tarian ini juga termasuk
kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu
membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh
sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahan Belanda, tetapi
sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional
Indonesia.
2.
Sumatera Utara
Tari Serampang Duabelas
Merupakan tarian
tradisional Melayu yang berkembang di bawah Kesultanan Serdang. Tarian ini
diciptakan oleh Sauti pada tahun 1940-an dan digubah ulang oleh penciptanya
antara tahun 1950-1960. Sebelum bernama Serampang Duabelas, tarian ini bernama
Tari Pulau Sari, sesuai dengan judul lagu yang mengiringi tarian ini, yaitu
lagu Pulau Sari
3.
Sumatera Barat
Tari Piring
Sebuah tari tradisional yang
melambangkan suasana kegotong royongan rakyat dalam menunaikan tugasnya. Siang
hari mengerjakan sawah ladang dan malam harinya bersukaria bersama-sam. Tari
Piring atau
dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang
adalah salah satu seni tari tradisonal di Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat.
Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring
tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa
terlepas dari genggaman tangan
4.
Bengkulu
Tari Andun
Tari Andun yang berasal dari Bengkulu Selatan ini merupakan sebuah tarian
guna menyambut para tamu yang dihormati. Tari Andun adalah salah satu
tarian rakyat yang berasal dari Bengkulu dan
dilakukan pada saat pesta perkawinan. Biasanya dilakukan oleh para bujang dan
gadis secara berpasangan pada malam hari dengan diringi musik kolintang. Pada
zaman dahulu, tari ini biasanya digunakan sebagai sarana mencari jodoh setelah selesai panen padi. Sebagai bentuk pelestariannya saat
ini dilakukan sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakat, khususnya
bujang gadis.
5.
Riau
Tari Danding
( Tandak )
Tari Danding adalah Sebuah Tarian
serta Nyayian dalam bentuk Pantun dari kelompok Pria, dan kelompok Wanita yang
menjawabnya ataupun sebaliknya. Lagu atau Danding ini sebuah tanya jawab apa
yang terjadi di bumi ini dalam kehidupan sehari-harinya. Pelaksanaannya pada
malam hari, dimana peserta Tandak membentuk sebuah linggkaran dan saling
berpegangan pundak atau berpelukan dan berjalan sambil mengangkat kaki dan
menghentakan kaki ke tanah yang di ketuai oleh seorang yang namanya;
"Kepala Nggejang" dari bahasa daerah setempat atau pemberi Irama
gerakan dari lagu atau nyanyian tersebut dan berdiri di tengah lingkaran dengan
membunyikan alat
Giring-giring dari bahan besi atau perak campur perunggu.
Tarian ini bertujuan agar Pemuda dan
Pemudi saling mempunyai kesempatan untuk saling berpandangan dan kadang-kadang
berakhir dengan jatuh cinta. Intinya Tarian ini dibuat sebagai tempat pertemuan
antara Pemuda dan Pemudi dari berlainan kampung pada malam hari. Pada saat
acara ini berlangsung semua bebas memilih pasangan dan tidak ada yang
melarangnya selama pertemuan pemuda-pemudi berjalan aman,asal jangan melakukan
pemerkosaan.
Banyak Wanita yang lari ikut Pria pada acara ini dan
bersatu menjadi Suami Istri jika keluarganya merestui pernikahan anaknya. Ada
juga yang tidak, jika masih ada hubungan keluarga atau sejarah nenek moyangnya
sama. Dan yang hadir pada acara ini dari Anak kecil sampai orang dewasa dari
beberapa kecamatan yang ada di manggarai timur. Acara ini diadakan setiap
selesai panen yaitu pada bulan Juli-oktober setiap tahunnya.
6.
Jambi
Tari
Sekapur Sirih
Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang
kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi dan Riau.dan juga terkenal di malaysia
sebagai tarian wajib kepada tamu besar
Keagungan dalam gerak yang lembut dan
halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu.
Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan
bagi tetamu yang dihormati.
Tari ini menggambarkan ungkapan rasa
putih hati masyarakat dalam menyambut tamu. Sekapur Sirih biasanya ditarikan
oleh 9 orang penari perempuan, dan 3 orang penari laki-laki, 1 orang yang
bertugas membawa payung dan 2 orang pengawal. Propetri yang digunakan:
cerano/wadah yang berisikan lembaran daun sirih, payung, keris. Pakaian: baju
kurung /adat Jambi, iringan musik langgam melayu dengan alat musik yang terdiri
dari : biola, gambus, akordion, rebana, gong dan gendang.
7.
Sumatera Selatan
Tari Tanggai
Merupakan sebuah tarian dalam menyambut para
tamu disertai upacara kebesaran adat. Tari tepak atau tari tanggai yang biasa
digelarkan untuk menyambut tamu-tamu terhormat. Tarian ini memiliki persamaan dengan
tari Gending Sriwijaya. Perbedaannya pada jumlah penari dan busananya. Tari
tepak atau tanggai dibawakan oleh 5 penari sedangkan tari Gending Sriwijaya 9
penari. Busana penari tepak atau tanggai ini tidak selengkap busana dan
asesoris penari Gending.
Kelenturan gerak dan
lentiknya jemari penari menunjukan betapa tulusnya tuan rumah memberikan
penghormatan kepada tamu. Perpaduan gerak gemulai penari dengan harmoni lagu
pengiring yang berjudul enam bersaudara melambangkan keharmonisan hidup
masyarakat Palembang.
Tari Tanggai sering
dipergunakan dalam acara pernikahan masyarakat Sumatera Selatan, acara-acara
resmi organisasi dan pergelaran seni di sekolah-sekolah. Sanggar-sanggar seni
di kota Palembang banyak yang menyediakan jasa pergelaran tarian tanggai ini,
lengkap dengan kemewahan pakaian adat Sumatera Selatan.
8.
Lampung
Tari Bedana
Tari Bedana adalah tari muda/i Lampung.
Tarian ini biasa dibawakan oleh pemuda/idalam acara2 adat dan acara2 yang tidak
resmi sebagai ungkapan rasa gembira.Tari Bedana adalah salah satu jenis seni
Tari masyarakat Suku Lampung, baik Lampung Pepadun maupun Lampung Sebatin.
Namun masing-masing memilikikarakteristik, baik dari alat musik yang digunakan
maupun gerakan tarinya.Menurut informasi, Tari Bedana masyarakat Lampung Pepadun
memiliki warna musik dan gerak yang lebih kaya. Hal ini dapat dimaklumi karena
watak khasmasyarakat ini lebih terbuka dan berani dibandingkan masyarakat
Lampung Sebatin. Masyarakat yang disebutkan terakhir ini dikenal lebih halus
perangainya, dancenderung membatasi diri. Namun pada umumnya mereka semua ramah
dan baik hati.
9.
Kep. Bangka Belitung
Tari Campak
Merupakan tarian dari daerah Bangka-Belitung yang
menggambarkan keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya dibawakan
setelah panen padi atau sepulang dari ume (kebun).
Tari ini digunakan juga
sebagai hiburan dalam berbagai kegiatan seperti penyambutan tamu atau pada
pesta pernikahan di Bangka Belitung. Tarian ini berkembang pada masa pendudukan
bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa
ragam pada tari Campak antara lain akordion dan
pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.
10. DKI Jakarta
Tari Lenggang Betawi
Wiwik Widiastuti adalah seseorang yang mengembangkan Tarian Lenggang
Nyai ini. Atau lebih dikenal masyarakat dengan sebutan Tari Lenggang Betawi.
Wiwik sendiri bukan orang Betawi asli, ia adalah orang Yogyakarta. Namun
kecintaannya kepada budaya dan tarian betawi, membuat Wiwik menciptakan kreasi
Tari Lenggang Betawi ini. Dalam tarian ini dapat melihat ada unsur tanjidor dan
tari topeng yang kental sekali. Tarian Betawi Lenggang Nyai ini bercerita
tentang Nyai Dasima yang berhasil membebaskan diri dari pemaksaan. Nyai Dasima
pun mampu menentukan arah dan pilihan hidupnya.
11. Jawa Barat
Topeng
Kuncaran
Tari Topeng merupakan tarian tradisional yang berkembang
di Cirebon, Jawa Barat. Disebut Tari Topeng karena para penari menutupi
wajahnya dengan topeng ketika menari. Tarian ini biasanya dimainkan oleh satu
atau beberapa orang penari cantik, seorang sinden, dan sepuluh orang laki-laki
yang memainkan alat musik pengiring, di antaranya rebab, kecrek, kulanter,
ketuk, gendang, gong, dan bendhe. Gerakan Tari Topeng yang dimainkan
oleh para penari dalam setiap pertunjukan berbeda-beda, tergantung pada tema
tiap tarian.
12. Jawa Tengah
Tari Serimpi
Tari Serimpi adalah jenis tarian
tradisional Daerah Jawa Tengah. Tarian ini diperagakan oleh empat orang penari
yang semuanya adalah wanita. Jumlah ini sesuai dengan arti kata serimpi yang
berarti 4. Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi empat penari sebagai simbol dari empat penjuru
mata angin yakni Toya (air), Grama (api), Angin(udara) dan Bumi (tanah).
Sedangkan nama peranannya adalah Batak, Gulu, Dhada dan Buncit yang
melambangkan tiang Pendopo.
Nama serimpi sendiri oleh Dr. Priyono
dikaitkan dengan akar kata “impi” atau mimpi. Gerakan lemah gemulai tarian
serimpi yang berdurasi ¾ hingga 1 jam itu dianggap mampu membawa para penonton
ke alam lain (alam mimpi). Konon, munculnya tari Serimpi berawal dari masa kejayaan
Kerajaan Mataram, saat Sultan Agung memerintah antara 1613-1646. Dan tarian ini
dianggap sakral karena hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton sebagai
ritual kenegaraan hingga peringatan Naik Takhta Sultan.
13. Daerah Istimewa Yogyakarta
Tari Golek Menak
Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari
klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide sultan setelah menyaksikan
pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari
daerah Kedu pada tahun 1941. Disebut juga Beksa Golek Menak, atau Beksan Menak.
Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak.
Karena sangat mencintai budaya Wayang
Orang maka Sri Sultan merencanakan ingin membuat suatu pagelaran yaitu menampilkan
tarian wayang orang. Untuk melaksanakan ide itu Sultan pada tahun 1941
memanggil para pakar tari yang dipimpin oleh K.R.T. Purbaningrat, dibantu oleh
K.R.T. Brongtodiningrat, Pangeran Suryobrongto, K.R.T. Madukusumo, K.R.T.
Wiradipraja, K.R.T.Mertodipuro, RW Hendramardawa, RB Kuswaraga dan RW
Larassumbaga.
14. Jawa Timur
Tari Reog
Tari Reog adalah salah satu kesenian budaya yang berasal dari Jawa Timur
bagian barat-laut dan Ponorogo dianggap sebagai kota asal Reog yang sebenarnya. Gerbang
kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak, dua sosok yang ikut tampil pada saat
reog dipertunjukkan. Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang
masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang
kuat
15. Kalimantan Barat
Tari Monong
Tari Monong/Manang/Baliatn,
merupakan tari Penyembuhan yang terdapat pada seluruh masyarakat Dayak. tari
ini berfungsi sebagai penolak/penyembuh/ penangkal penyakit agar si penderita
dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun dengan jampi-jampi. tarian
ini hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance, dan tarian ini
merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.
16. Kalimantan Tengah
Tari Tambun
dan bungai
Tari Tambun dan bungai
merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai Dalam mengusir
musuh yang akan merampas panen rakyat.
17. Kalimantan Selatan
Tari Baksa Kembang
Merupakan
jenis tari klasik Banjar sebagai tari penyambutan tamu agung yang datang ke
Kalimantan Selatan, penarinya adalah wanita. Tari ini merupakan tari tunggal
dan dapat dimainkan oleh beberapa penari wanita.
Tari Baksa Kembang termasuk jenis tari
klasik, yang hidup dan berkembang di keraton Banjar, yang ditarikan oleh
putri-putri keraton dengan Gerakanya halus, diiringi irama gamelan, busana
generlapan.
Tari ini memvisualisasikan
seorang puteri sdang memetik bunga di taman. Lambat laun tarian ini menyebar ke
rakyat Banjar dengan penarinya galuh-galuh Banjar. Tarian ini dipertunjukkan
untuk menghibur keluarga keraton dan menyambut tamu agung seperti raja atau
pangeran. Setelah tarian ini memasyarakat di Tanah Banjar, berfungsi untuk
menyambut tamu pejabat-pejabat negara dalam perayaan hari-hari besar daerah
atau nasional.
18. Kalimantan Timur / Kaltim
Tari Gong
Tarian Gong, sama seperti
namanya, merupakan tarian yang dimainkan dengan menggunakan alat musik gong.
Tarian ini sendiri menggambarkan kelembutan seorang gadis, yang meliuk-liuk
bagaikan sebatang padi. Tarian ini dibawakan oleh seorang gadis dengan pakaian
adat Dayak Kenyah. Gerakan tubuh dan tangan yang lambat dan lembut, serta
dominasi bulu burung dalam corak pakaiannya merupakan ciri khas yang bisa kita
lihat pada tarian ini. Jika Kancet Pepatay
menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Kancet
Ledo menggambarkan kelemah-lembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang
meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin. Tari ini dibawakan oleh seorang wanita
dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua belah
tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini
ditarikan diatas sebuah gong, sehingga Kancet Ledo disebut juga Tari Gong.
19.
Bali
Tari Legong Keraton
Tari Legong Keraton adalah suatu tarian putri yang ditarikan
oleh 2 ( dua ) atau 3 ( tiga ) gadis dimana salah satu diantaranya ada yang
berperan sebagai condong yaitu peran yang pertama kali tampil dipentas guna
memulai tari legong ini. Kata Legong diduga berasal dari akar kata Leg yang
kemudian dikombinasikan dengan kata Gong. Leg mengandung arti luwes atau
elastis yang kemudian dapat diartikan gerakan yang lemah gemulai ( Tari ),
Selanjutnya Gong berarti gambelan. Leg dan Gong digabungkan sehingga menjadi
legong yang mengandung arti gerakan yang sangat diikat terutama aksentuasinya
oleh gambelan yang mengiringinya. Sebutan Legong Keraton adalah merupakan
perkembangan kemudian, Gambelan yang mengiringinya tari legong yaitu gambelan
pelegongan dan ada juga yang diiringi dengan gambelan Semar pegulingan.. dan
Lakon yang biasanya dipakai dalam Legong ini kebanyakan bersumber pada ceritra
Malat khususnya kisah Prabu Lasem, ceritra kuntir dan Jobog ( kisah Bali
Sugriwa ), Legod Bawa ( kisah Brahma Wisnu tatkala mencari ujung dan pangkal
Lingganya Siwa ), Kuntul ( Kisah Burung ) Sudarsana ( Semacam Calonarang ),
Palayon, Candra Kanta dan lain sebagainya.
20. Nusa Tenggara Barat
Tari Mpaa Lenggogo
Tari
Mpaa Lenggogo merupakan sebuah tarian guna menyambut Maulid Nahi Muhammad SAW.
Tarian ini juga scring dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau
upacara khitanan keluarga raja.
23.Nusa Tenggara Timur
Tari Gareng Lameng
Dipertunjukkan pada upacara khitanan. Tari ini
berupa ucapan selamat serta mohon berkat kepada Tuhan agar yang dikhitan sehat
lahir batin dan sukses dalam hidupnya.
24.Sulawesi Barat
Tari Patuddu
Merupakan tarian tradisional suku
Mandar, yakni suku yang sebagian besar mendiami provinsi Sulawesi Barat. Tarian
ini dimainkan untuk menyambut para tamu- tamu kehormatan yang datang baik dari
dalam negeri maupun luar negeri.Tradisi penyambutan tamu kehormatan di Sulawesi
Barat ini agak berbeda dengan daerah- daerah lainnya. Para tamu kehormatan
tidak hanya disambut dengan pagar ayu atau pengalungan bunga, tetapi juga
dengan Tari Patuddu. Dahulu tarian ini dimainkan oleh orang dewasa, namun pada
saat ini tari Patuddu dimainkan oleh anak- anak Sekolah Dasar. Mereka menari
dengan iringan irama gendang sambil membawa tombak dan pedang. Karena tarian
ini menggunakan tombak dan pedang, tarian ini juga disebut tari perang. Disebut
tari perang karena sejarah tarian ini memang untuk menyambut balatentara
Kerajaan Balanipa yang baru saja pulang dari berperang. Balanipa dulu merupakan
salah satu kerajaan yang berdiri di daerah provinsi Sulawesi Barat.
25.Sulawesi Utara
Tari
Maengket
Merupakan tari
pergaulan yang dilakukan secara berpasang-pasangan. Menggambarkan suasana kasih
sayang dan cumbuan
26.Sulawesi Tengah
Tari Lumense
Merupakan tari dari Poso yang merupakan tarian
selamat dating untuk menyambut tamu agung.
27. Sulawesi Selatan
Tari Kipas
Tari kipas adalah tari yang
mempertunjukkan kemahiran para gadis dalam memainkan kipas samhil mengikuti
alunan lagu. Tari Kipas Pakarena merupakan ekspresi kesenian masyarakat Gowa yang sering dipentaskan
untuk mempromosi pariwisata Sulawesi Selatan. Dalam bahasa setempat,
“pakarena” berasal dari kata “karena” yang memiliki arti “main”. Tarian
ini sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat Gowa yang merupakan bekas
Kerajaan Gowa.
28. Sulawesi Tenggara
28. Sulawesi Tenggara
Tari
Dinggu, melambangkan sifat kegotong royongan dalam kerja bersama sewaktu
menumbuk padi. Sentuhan alu pada lesung merupakan irama tersendiri yang
menyentuh hati.
29. Gorontalo
Tari Polopalo
Tari Poropalo adalah tari
pergaulan bagi muda-mudi daerah Gorontalo. Tari polo – palo merupakan salah satu
seni tari yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi Utara. Tarian ini merupakan
tarian pergaulan yang biasa dipentaskan oleh para remaja Gorontalo. Pada perkembangannya, tari polo – palo
terbagi menjadi dua jenis, yaitu tari palo
– palo tradisional dan tari palo – palo modern. Di mana kedua jenis ini
memiliki perbedaan yang terlihat jelas. Misalnya
jumlah penarinya. Tari polo – palo tradisional biasanya dimainkan oleh penari tunggal
yang diringi oleh musik yang dimainkan sendiri atau solo. Sedangkan tari polo – palo modern lebih sering ditampilkan secara
berkelompok dengan iringan musik yang sudah diaransemen. Pada tari polo – palo tradisional pemukul tidak hanya dimainkan
dengan cara memukulkannya pada alat musik tetapi
juga pada bagian anggota penari khususnya lutut dengan irama yang beraturan. Sedangkan pada tari polo – palo
modern, pemukul hanya dipukulkan pada alat musiknya, tidak pada bagian tubuh. Namun tak dapat dipungkiri pada tari
polo – palo modern, para pemain musik lebih mengandalkan ritme musik yang lebih
berkualitas. Hal inilah yang akhirnya menutut para pemain musik pada tari polo
– palo untuk lebih mengembangkan kemampuan bermusik mereka agar bisa
menghasilkan musik yang indah. Perbedaan
dari kedua jenis tari polo – palo juga terlihat dari bentuk alat musik polo – palo yang menyerupai bentuk garpu tala. Dalam
membuat alat musik tari polo – palo tradisional tidak dilengkapi dengang proses
penyetaman, sedangkan pada alat musik polo – palo modern dilengkapi proses
tersebut dengna cara meraut bagian lidah polo – palo secara bertahap. Pada polo – palo modern biasanya tidak
lagi ditambah lubang untuk membedakan warna bunyi. Tidak seperti alat musik
untuk polo – palo tradisional yang masih memakai lubang tersebut.
30. Maluku
Tari Cakalele
Tarian Cakalele atau tarian
kebesaran adalah tarian perang yang saat ini lebih seringdipertunjukan untuk
menyambut tamu agung maupun untuk acara yang bersifat adat.Cakalele merupakan
tarian tradisional Maluku yang dimainkan oleh sekitar 30 laki-laki dan perempuan.Para
penari cakalele pria biasanya menggunakan parang dan salawaku sedangkan
penari wanitamenggunakan lenso (sapu tangan). Cakelele merupakan tarian
tradisional khas Maluku. Para penari laki-laki mengenakan pakaian perang yang
didominasi oleh warna merahdan kuning tua. Di kedua tangan penari menggenggam
senjata pedang (parang) di sisikanan dan tameng (salawaku) di sisi kiri,
mengenakan topi terbuat dari alumuniumyang diselipkan bulu ayam berwarna putih.
Sementara, Penari perempuan mengenakan pakaian warna putih sembari menggenggam
sapu tangan (lenso) dikedua tangannya. Para penari Cakalele yang berpasangan
ini, menari dengan diiringimusik beduk (tifa), suling, dan kerang besar (bia)
yang ditiup.Keistimewaan tarian ini terletak pada tiga fungsi simbolnya.
(1) Pakaian berwarna merah
pada kostum penari laki-laki, menyimbolkan rasa heroisme terhadap bumiMaluku,
serta keberanian dan patriotisme orang Maluku ketika menghadapi perang.
(2) Pedang pada tangan
kanan menyimbolkan harga diri warga Maluku yang harusdipertahankan hingga titik
darah penghabisan.
(3) Tameng (salawaku) dan
teriakanlantang menggelegar pada selingan tarian menyimbolkan gerakan protes
terhadapsistem pemerintahan yang dianggap tidak memihak kepada masyarakat
31. Maluku Utara
Tari Perang
Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang
melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan
kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari.
Dalam tari perang, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku Dayak
Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju
perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan
alat musik Sampe
32. Papua Barat
Tari Suanggi
Merupakan
tarian yang mengisahkan seorang suami ditinggal mati istrinya yang menjadi
korban angi-angi (jejadian).
33. Papua
Tari Selamat Datang,
tari yang mempertunjukan kegembiraan hati penduduk dalam menyambut para tamu
yang dihormati.
0 comments:
Post a Comment