UNAIR Blogging Competition

Web
0

Nabi Isa Alaihisalam




A.     Nabi Isa Alaihisalam

Nabi Isa Alaihissalam (AS) adalah salah seorang dari lima nabi dan rasul yang diberi gelar 'Ulul Azmi, yakni memiliki sejumlah keistimewaan. Kelima nabi dan rasul yang mendapat gelar itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad SAW.
Sejak dilahirkan, Isa sudah memiliki keistimewaan (mukjizat), yakni bisa berbicara sejak dalam buaian (QS Ali Imran [3]:46, Almaidah [5]:110, Maryam [19]:29-33), menghidupkan orang mati dengan izin Allah, menciptakan burung dari tanah, menyembuhkan orang buta, sakit sopak (kusta) (lihat QS Ali Imran [3]:49), dan menyuguhkan hidangan dari langit (Almaidah [4]:114). Selain itu, Allah SWT juga memberikan padanya sebuah kitab suci, yakni Injil (QS Almaidah [5]:46) yang akan dijelaskan secara detail pada subbab berikutnya.
Saat muncul rencana jahat dari kaum Bani Israil (Yahudi) yang bermaksud membunuhnya, Allah SWT kemudian menyelamatkannya dengan mengangkatnya ke langit. Orang yang dibunuh oleh Yahudi itu adalah orang yang diserupakan dengan Isa. Yang dibunuh tersebut adalah pengikut Isa yang telah berkhianat, yakni Yudas Iskariot.
''Dan, karena ucapan mereka, 'Sesungguhnya, kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah,' padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya, orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.'' (Annisaa' [5]: 157).
Isa diselamatkan oleh Allah dengan jalan diangkat ke langit dan ditempatkan di suatu tempat yang hanya Allah SWT yang tahu tentang hal ini. Alquran menjelaskan peristiwa penyelamatan ini.
 ''Tetapi, (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan, adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Annisaa' [5]:158).

B.     Silsilah Keluarga Nabi Isa Alaihisalam
Isa adalah keturunan Daud dan Sulaiman. Dialah rasul dari kalangan Bani Israel yang pengaruhnya menyebar hingga di luar kalangan Yahudi. Tahun kelahirannya hingga kini dijadikan dasar perhitungan kalender Masehi. Adapun tanggal kelahirannya tidak pernah dinyatakan secara jelas. Yang pasti bukan tanggal 25 Desember yang sekarang diperingati sebagai Hari Natal, karena penentuan tanggal itu lebih dikaitkan dengan mitologi serta perhitungan astronomi menyangkut perubahan posisi bumi terhadap matahari. Kisah Isa diawali dari peristiwa kedatangan malaikat menemui Maryam yang tinggal di kamarnya di Baitul Maqdis.






C.     Kisah dan Mukjizat Nabi Isa alaihisalam

Mukjizat Isa (Arab:معجزات عيسى) adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki Nabi Isa untuk membuktikan kenabiannya, sifat tersebutnya ini juga sama dengan sifat yang dimiliki oleh para malaikat, karena Isa diperkuat oleh Ruh al-Qudus. Mukjizat Nabi diberikan oleh Allah SWT agar umat Nabi Isa memepercayai kenabian Isa serta mau mengakui ajaran Isa untuk percaya kepada Alah SWT,Tuhan yang disembah oleh Isa. Hal ini karena banyak orang pada masa tersebut yang menganggap Isa adalah anak iblis, karena lahir tanpa ayah. Sehingga Maryam, ibunya, sempat dituduh sebagai pezina karena melahirkan seorang anak tanpa adanya suami. Berikut Mukjizat Nabi Isa Alaihisalam yang dikutip dengan kisah kisahnya :

Penutur Ulang Lukman Hakim Zuhdi

Setiap nabi dan rasul dianugerahi mukjizat yang berbeda-beda oleh Allah SWT. Mukjizat adalah kejadian luar biasa untuk membuktikan kenabian dan kerasulan seseorang. Mukjizat yang diperlihatkan nabi dan rasul umumnya disesuaikan dengan kondisi umat pada zamannya. Pada masa Nabi Isa ’alaihis salam, masyarakat Bani Israil sedang dilanda penyakit materialis. Segala sesuatunya serba dinilai dengan uang, emas dan harta benda. Urusan dunia selalu dinomor satukan, sementara menyangkut keimanan, keagamaan dan bekal akhirat diabaikan.
Nabi Isa mendapat tugas utama untuk mendidik ruhani dan tauhid kepada umatnya yang senang membantah. Karena itu ia diberi beragam mukjizat dan keistimewaan oleh Allah SWT untuk menopang perjuangan dakwahnya. Mukjizat yang paling awal terjadi ketika ia masih bayi, bahkan sesaat setelah dilahirkan. Waktu itu ia sudah bisa berbicara secara lancar dengan manusia dewasa. Ia menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan masyarakatnya.
Hal tersebut terkait dengan pelecehan dan fitnah yang dialamatkan kepada Ibunya, yakni Siti Maryam. Mereka menuduh Ibu Nabi Isa seorang pelacur dan wanita murahan. Sebab, Ibunya tidak pernah menikah dan tidak mempunyai suami, tetapi bisa hamil dan melahirkan seorang bayi. Dengan tegas Nabi Isa menyatakan bahwa Ibunya tidak pernah bersalah. Ibunya termasuk perempuan baik, saleh, suci, dan berasal dari keturunan terpandang yang diberkahi Allah SWT.
Membuat Burung dari Tanah
Kaum Nabi Isa yang pandai berdebat sangat mengingkari adanya ruh dan hari kebangkitan. Oleh karena itu, mereka meminta Nabi Isa untuk menghidupkan orang yang sudah lama mati. Nabi Isa menyanggupinya untuk meyakinkan mereka yang terlampau mengagung-agungkan akal pikiran. Mereka kemudian beramai-ramai menunjukkan sebuah kuburan tua yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
”Putra Maryam, kalau kamu memang benar utusan Tuhan, coba hidupkan orang ini! Seperti kami ketahui, tubuh orang ini sudah ditimbun tanah beberapa tahun lalu. Rambut dan dagingnya kami yakin sudah habis dimakan cacing. Tulang-tulangnya sudah terlepas dan hancur berantakan,” tantang salah seorang pemimpin Bani Israil, tangannya mengarah ke kuburan.
”Kamu jangan harap bermimpi di siang bolong, wahai Isa! Jika kamu bisa, kami baru percaya kepada dirimu dan Tuhanmu,” celetuk yang lainnya dengan nada sinis sembari berkacak pinggang. Kawan-kawannya memberi dukungan melalui isyarat bahasa tubuhnya.
”Baiklah, akan saya bangunkan orang ini atas izin Allah SWT,” jawab Nabi Isa, terlihat tenang.
Nabi Isa langsung bermunajat kepada Allah SWT. Usai berdoa, Nabi Isa mendekati kuburan, lalu mengarahkan kedua tangannya. Ia memangil-manggil penghuni kubur. Seketika orang yang sudah mati itu hidup kembali. Jasad dan anggota tubuhnya tetap utuh dan masih lengkap, sama seperti dulu ketika ia hidup. Ia bisa berbicara dengan orang-orang yang hadir, terutama dengan Nabi Isa.
”Apa kalian sudah percaya dengan adanya hari kebangkitan atau hari akhir?” tanya Nabi Isa.
Orang-orang Bani Israil tidak ada yang berani bersuara. Mereka serempak bungkam. Mereka masih kaget melihat peristiwa yang baru saja dilihatnya. Seakan-akan mereka disergap perasaan percaya dan tidak percaya.
”Kami masih belum percaya dengan kenabianmu. Coba tunjukkan kehebatanmu yang lain!” pinta seseorang lainnya, suaranya setengah berteriak.
”Apa lagi yang ingin kalian minta?” tukas Nabi Isa.
”Perlihatkan kepada kami cara membuat burung hidup dari tanah liat.”
Nabi Isa kembali berdoa kepada Allah SWT. Selang beberapa menit, ia mengambil tanah liat yang ada di sekitarnya. Tanah itu dibuat seperti burung, lalu ditiup dan jadilah burung yang bebas terbang ke sana kemari.
”Ini bukti bahwa ruh itu ada pada setiap makhluk hidup. Sudahkah ini menunjukkan bahwa Allah SWT Maha Kuasa?” ucap Nabi Isa.
”Kami masih belum percaya kepadamu. Itu semua hanya permainan sihirmu. Dasar pembohong!” cetus masyarakat, lantas berbarengan meninggalkan Nabi Isa.
Menurunkan Makanan dari Langit
Pada satu kesempatan Nabi Isa sedang berkumpul bersama para pengikutnya di tempat ibadah. Mereka meminta Nabi Isa supaya menurunkan makanan dan minuman dari langit. Secara kebetulan, orang-orang yang tidak percaya dengan kenabian Isa mengetahui permintaan itu. Rupanya mereka ingin membuktikan sendiri secara kasat mata kehebatan Nabi Isa. Akhirnya mereka meminta izin ikut bergabung dengan umat Nabi Isa.
Nabi Isa berdiri, lalu melangkahkan kakinya. Ia meletakkan tangan kanannya di atas tangan kirinya, kemudian menundukkan kepala untuk memulai bermunajat. ”Ya Allah Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit.” Saking khusu’nya berdoa, sampai-sampai ia menangis dan air matanya memasahi jenggotnya yang panjang. Seketika turunlah makanan besar dari celah dua awan: satu awan di atasnya, satu awan di bawahnya. Saat itu orang-orang melihatnya penuh takjub. Nabi Isa melanjutkan doanya, “Ya Allah Tuhan kami, jadikanlah makanan ini sebagai rahmat dan jangan menjadi fitnah bagi kami.”
Makanan dari langit itu turun di hadapan Nabi Isa. Aroma dan baunya sangat harum, menggoda lidah siapa saja untuk segera menyantapnya. Nabi Isa tersungkur dalam keadaan sujud syukur yang diikuti oleh umatnya. Setelah itu mereka makan bersama. Bahkan orang-orang yang semula tidak percaya dengan Nabi Isa langsung meyakini ajaran-ajarannya. Sementara bagi pengikut Nabi Isa, mukjizat ini semakin mempertebal keimanannya kepada Allah SWT. Dikisahkan, makanan itu tidak habis-habis, meski dimakan oleh ribuan orang.
Nabi Isa Dituduh Tukang Tipu
Pakaian sehari-hari yang dikenakan Nabi Isa terbuat dari bahan wol murah. Penampilannya sungguh sederhana, bersahaja, namun tidak membuatnya minder. Hal ini tidak seperti umumnya warga Yahudi pada masa itu yang senang bermewah-mewahan. Tetapi jangan dikira, ujung bajunya itu jika disentuh orang yang sakit, maka orang itu akan sembuh. Penderita kusta atau lepra, penyakit belang atau yang mengidap penyakit kronis lainnya, seketika bisa sembuh bila tersentuh baju Nabi Isa. Bahkan jika Nabi Isa meletakkan tangannya di atas mata orang yang buta, maka orang itu langsung dapat melihat keindahan dunia.
Mukjizat lain yang dimiliki Nabi Isa adalah melihat sesuatu yang gaib. Penglihatannya sanggup menembus benda yang tidak bisa disaksikan kebanyakan mata orang biasa. Mata batinnya sangat tajam dan panca inderanya sungguh peka. Misalnya Nabi Isa mampu melihat makanan, minuman dan barang-barang yang disimpan di dalam rumah yang pintunya tertutup. Padahal ia hanya melihatnya dari luar, tanpa terlebih dahulu masuk atau mendapat bocoran dari seseorang maupun pengikutnya. Ternyata yang ditebak dan dikatakan Nabi Isa benar adanya, sesuai dengan isi rumah.
Bagi orang yang tidak senang dengan Nabi Isa, tentu menganggap Nabi Isa memiliki peliharaan jin atau makhluk gaib sejenisnya yang bisa diperintah semaunya. Tetapi Nabi Isa maupun para pengikutnya tidak mau menanggapi pernyataan atau komentar murahan seperti itu. Nabi Isa tetap sabar. Ia menyadari, nabi dan rasul sebelum dirinya pun sering mendapat fitnah dan perlakuan kurang baik. Selain itu, ia tahu, para pejuang pendahulunya kerap dikatakan tukang sihir, tukang sulap, tukang tipu, atau pembohong kendati oleh masyarakatnya sendiri.

D.    Kisah dan Mukjizat Nabi Isa Alaihisalam dalam Al-qur’an
1.      Mukjizat
a.                   "Dan sebagai rosul kepada Bani Israil (dia berkata), "Aku datang kepadamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritakan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerosulanku) bagimu, jika kamu orang beriman." (QS. 3/Ali Imron: 49)
b.                  Dan ingatlah, ketika Allah berfirman, "Wahai Isa putra Maryam, Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu dengan Rohulkudus. Engkau dapat berbicara kepada manusia sewaktu dalam buaian dan setelah dewasa. Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) hikmah, Taurot, dan Injil. Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan seizinku." (QS. 5/Al-Maidah: 110)
2.      Kisah
AL-BAQARAH :
[2.253] Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat. Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih, maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.
AL-IMRAN :
[3.45] (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
[3.46] dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh.”
[3.47] Maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia.
[3.48] Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.
[3.49] Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israel ( yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.”
[3.50] Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.
[3.51] Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”
[3.52] Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israel) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kami lah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.
[3.53] Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”.
[3.54] Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.
[3.55] (Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya”.[3.56] Adapun orang-orang yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.
[3.57] Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang lalim.
[3.58] Demikianlah (kisah ‘Isa), Kami membacakannya kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Qur’an yang penuh hikmah.
[3.59] Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah dia.
[3.60] (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk orang-orang yang ragu-ragu.
[3.61] Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya): “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.
[3.62] Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[3.63] Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan.
[3.64] Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
[3.65] Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah-membantah tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?
AN-NISA :
[4.156] Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),
[4.157] dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
[4.158] Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[4.159] Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.
[4.171] Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
[4.172] Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada Allah). Barang siapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan diri, nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.
AL-MAIDAH :
[5.17] Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putra Maryam”. Katakanlah: “Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi semuanya?” Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[5.72] Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.
[5.73] Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
[5.75] Al Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).
[5.110] (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku, kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup) dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel (dari keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata.”
[5.111] Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”. Mereka menjawab: “Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)”.
[5.112] (Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa berkata: “Hai Isa putra Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari langit kepada kami?” Isa menjawab: “Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul kamu orang yang beriman”.
[5.113] Mereka berkata; “kami ingin memakan hidangan itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan hidangan itu”.
[5.114] Isa putra Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah kami, dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama”.
[5.115] Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepadamu, barang siapa yang kafir di antaramu sesudah (turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia”.
[5.116] Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib”.
[5.117] Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan) nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu.
[5.118] Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[5.119] Allah berfirman: “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar”.
[5.120] Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[9.30] Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putra Allah” dan orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putra Allah”. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?
[9.31] Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
MARYAM :
[19.7] Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
19.8] Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”.
[19.9] Tuhan berfirman: “Demikianlah”. Tuhan berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”.
[19.10] Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda”. Tuhan berfirman: “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat”.
[19.11] Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.
[19.12] Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak,
[19.13] dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa,
[19.14] dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
[19.15] Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari iameninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
[19.16] Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,
[19.17] maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
[19.18] Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung dari padamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”.
[19.19] Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci”.
[19.20] Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina!”
[19.21] Jibril berkata: “Demikianlah. Tuhanmu berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan.”
[19.22] Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengankandungannya itu ke tempat yang jauh.
[19.23] Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan”.
[19.24] Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.
[19.25] Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.
[19.26] Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang Manusia pun pada hari ini”.
[19.27] Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang amat mungkar.
[19.28] Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang pezina”,
[19.29] maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?”
[19.30] Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.
[19.31] dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;
[19.32] dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
[19.33] Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali”.
[19.34] Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.
[19.35] Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia.
[19.36] Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.
[19.37] Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar.
AL-ANBIYA :
[21.91] Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh) nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.
AZ-ZUKHRUF :
[43.57] Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya.
[43.58] Dan mereka berkata: “Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)? Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.
[43.59] Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israel.
[43.60] Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun.
[43.61] Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
[43.62] Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh setan; sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.
[43.63] Dan tatkala Isa datang membawa keterangan dia berkata: “Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku”.
[43.64] Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu, maka sembahlahDia, ini adalah jalan yang lurus.
AS-SAFF :
[61.6] Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata: “Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”.
[61.14] Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kami lah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.
AT TAHRIIM :
[66.12] dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan adalah dia termasuk orang-orang yang taat.

E.     Kisah Nabi Isa Alaihisalam dan Ibunya
Dengan kekuasaan Allah I, lahirlah ‘Isa dari rahim Maryam yang tidak pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun.
Tatkala mereka melihat hal ini (Maryam mempunyai bayi), padahal mereka tahu bahwa Maryam belum menikah, mereka pun memastikan bahwa anak itu tentunya lahir dari hubungan yang tidak benar. Allah I menceritakan:
“Kaumnya berkata: ‘Hai Maryam, sungguh kamu benar-benar telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sama sekali bukanlah pezina.’ Maka Maryam menunjuk kepada anaknya.” (Maryam: 27-29)
Sebagaimana dia diperintahkan. Lalu berkatalah orang-orang yang mengingkari Maryam (sebagaimana firman Allah I):
“Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” (Maryam: 29)
Ketika itu Nabi ‘Isa u baru berusia beberapa hari sejak dilahirkan ibunya. Firman Allah I menerangkan bagaimana Nabi ‘Isa menjawab pertanyaan mereka:
“Sesungguhnya aku ini hamba Allah. Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada. Dia memerintahkan kepadaku untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku hidup. Dan (memerintahkan pula agar) aku berbakti kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku orang yang sombong lagi celaka. Kesejah-teraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali.” (Maryam: 30-33)

            Perkataan yang diucapkan saat beliau masih sebagai bayi yang baru lahir ini, merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah I, sekaligus bukti kerasulan beliau. Dan beliau hanyalah seorang hamba Allah I. Tidak seperti yang dipahami oleh orang-orang Nasrani (Kristen).
Akhirnya terlepaslah ibunya dari tuduhan buruk ini. Karena seandainya Maryam mendatangkan seribu saksi atas kesuciannya dalam keadaan seperti ini, belum tentu manusia akan menerima pembelaannya. Akan tetapi ucapan ini keluar dari Nabi ‘Isa u yang masih dalam buaian, sehingga hilanglah semua keraguan yang ada di dalam hati siapapun.

            Setelah kejadian ini, manusia pun terbagi menjadi tiga golongan. Golongan pertama: yang beriman dan membenarkan ucapan beliau serta tunduk kepadanya setelah dia menjadi nabi. Mereka inilah yang beriman dengan sebenarnya. Golongan kedua: yang melampaui batas, yaitu orang-orang Nasrani. Mereka mengemukakan suatu pernyataan yang sudah dikenal, yaitu memposisikan Nabi ‘Isa u sebagai Rabb. Maha Suci Allah I dari ucapan dusta mereka.

            Golongan ketiga: yang mengingkari dan menentangnya, yaitu orang-orang Yahudi. Mereka melemparkan tuduhan kepada ibunya. Padahal Allah I telah membersihkannya dari tuduhan itu dengan sebersih-bersihnya.

Oleh karena itulah, Allah I berfirman:
“Maka berselisihlah golongan-golongan yang ada di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar (kiamat).” (Maryam: 37)
Ketika Allah I mengutusnya kepada Bani Israil, sebagian ada yang beriman kepadanya, namun banyak pula yang mengingkarinya. Beliau memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat Allah I dan berbagai keajaiban. Beliau membuat bentuk (burung) dari tanah lalu meniupnya, maka jadilah seekor burung yang hidup dengan seizin Allah I. Dia menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya, orang yang berpenyakit sopak (belang), serta menghidupkan orang mati dengan seizin Allah I. Beliau juga mengabarkan kepada Bani Israil apa yang mereka makan dan mereka simpan di rumah-rumah mereka.
            Namun demikian, musuh-musuh beliau justru ingin membunuhnya. Maka Allah I menjadikan kemiripan (fisik) pada salah seorang Hawariyyin1 (shahabatnya -yakni yang khianat) atau orang lain. Allah I mengangkat beliau kepada-Nya serta menyucikannya dari upaya pembunuhan. Akhirnya mereka menangkap orang yang diserupakan Allah I sebagai Nabi ‘Isa, lalu membunuh dan meletakkannya di tiang salib. Mereka telah melakukan dosa dan kejahatan yang sangat besar.
            Orang-orang Nasrani (Kristen) mem-benarkan dan mempercayai hal ini, bahkan meyakini bahwa mereka telah membunuh dan menyalibnya. Namun Allah I menyu-cikan beliau dari semua keadaan ini, firman Allah I:
“Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh) adalah orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka.” (An-Nisa 157)
Nabi ‘Isa u berdakwah di tengah-tengah Bani Israil, mengabarkan berita gembira akan risalah dan kedatangan Nabi Muhammad n. Namun setelah Nabi Muhammad n datang kepada mereka padahal mereka telah mengenalnya (melalui Taurat dan Injil) sebagaimana mengenal anak-anak mereka sendiri, ()  mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata). Ucapan ini pula yang mereka katakan tentang Nabi ‘Isa u. Allah I berfirman:
“Maka berkatalah orang-orang kafir di antara mereka: ‘Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata’.” (Al-Ma`idah: 110)
Beberapa Pelajaran dari Kisah Ini :
1. Nadzar itu telah disyariatkan sejak umat sebelum kita. Nabi n bersabda mengenai masalah ini:
“Barangsiapa bernadzar untuk taat kepada Allah maka hendaklah dia menaati-Nya. Dan barangsiapa bernazar hendak durhaka kepada Allah, maka janganlah dia mendurhakai-Nya.” (Shahih, HR. Al-Bukhari dari ‘Aisyah x)
2. Termasuk kenikmatan yang Allah I berikan kepada seseorang adalah dia berada di bawah pengawasan atau pemeliharaan orang yang shalih. Karena seorang pembimbing dan pengawas mempunyai pengaruh sangat besar dalam kehidupan orang yang dibimbing dan yang berada di bawah pengawasannya. Baik akhlak maupun adab sopan santunnya. Karena itulah diperintahkan bagi para pendidik atau pembimbing untuk memperhatikan pendidikan yang baik, selalu memberikan dorongan untuk berakhlak yang baik, dan memperingatkan agar menjauhi akhlak yang buruk kepada orang yang dibimbingnya.
3. Adanya karamah para wali Allah I. Dalam kisah ini, Allah  memberikan kemuliaan (karamah) kepada Maryam dengan beberapa perkara:
-Allah  memberinya jalan untuk berada di bawah bimbingan dan pengawasan Nabi Zakariya u setelah terjadi perselisihan mengenai urusannya.
-Allah  memuliakannya dengan rizki yang selalu datang dari Allah I untuk dirinya tanpa suatu sebab yang wajar.
- Allah  memuliakannya dengan adanya ‘Isa u yang dilahirkannya dan ucapan malaikat kepadanya, juga perkataan Nabi ‘Isa u yang masih dalam buaian, yang kesemua itu menenteramkan hatinya. Jadi, terkumpul dalam masalah ini karamah seorang wali dan mu’jizat seorang Nabi.
4. Dikisahkan beberapa ayat (tanda kekuasaan) Allah I yang demikian besar yang Allah I berikan kepada Nabi ‘Isa u. Seperti menghidupkan orang mati, menyembuhkan penyakit buta serta sopak, dan sebagainya.
5. Kemuliaan yang Allah I berikan kepada Nabi ‘Isa u dengan menjadikan Hawariyin dan para pembela, baik ketika beliau masih hidup maupun sesudah meninggalnya, yang menyebarluaskan dakwah dan membela agamanya. Oleh karena itu, bertambahlah pengikutnya. Di antara mereka ada yang tetap beragama dengan lurus, yaitu mereka yang beriman kepadanya secara hakiki, beriman pula kepada para Rasul. Di antara mereka ada pula yang menyimpang, yaitu orang-orang yang melampaui batas terhadapnya. Merekalah mayoritas manusia yang mengaku-aku sebagai pengikut Nabi ‘Isa, padahal sesungguhnya mereka adalah orang yang paling jauh darinya.
6. Allah I memuji Maryam sebagai seorang wanita yang sempurna sikap tashdiq-nya (beriman dan membenarkan). Yakni, dia membenarkan dan beriman kepada semua firman (kalimat) Rabbnya, Kitab-Kitab-Nya, dan dia termasuk orang-orang yang taat. Sifat ini tentu saja menunjukkan pula bahwa dia adalah seorang wanita yang mempunyai ilmu yang kokoh (rasikh), ibadah yang tidak pernah berhenti, dan khusyu’ (tunduk) kepada Allah I. Dan Allah I telah memilih dan melebihkannya di atas sekalian wanita di dunia ini.
7. Diterangkannya kisah ini atau berita lainnya kepada Nabi Muhammad n secara terperinci dan sesuai dengan kenyataannya, merupakan bukti-bukti risalah dan tanda-tanda kenabian beliau n. Sebagaimana firman Allah : “Yang demikian itu adalah sebagian dari berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (hai Muhammad).” (Ali ‘Imran: 44)

Taisirul Lathifil Mannan karya Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’d
http://id.wikipedia.org/wiki/Mukjizat_Isa
http://kisahislamiah.blogspot.com
http://komunitasamam.wordpress.com
http://risalahrasul.wordpress.com
http://kisah25nabi.blogspot.com/
http://asysyariah.com/kisah-nabi-isa-dan-ibunya.html


0 comments:

Post a Comment

Back to Top