A. Nabi Isa Alaihisalam
Nabi Isa Alaihissalam (AS) adalah salah seorang dari lima nabi dan
rasul yang diberi gelar 'Ulul Azmi, yakni memiliki sejumlah keistimewaan.
Kelima nabi dan rasul yang mendapat gelar itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa,
Isa, dan Muhammad SAW.
Sejak dilahirkan, Isa sudah memiliki keistimewaan (mukjizat), yakni
bisa berbicara sejak dalam buaian (QS Ali Imran [3]:46, Almaidah [5]:110,
Maryam [19]:29-33), menghidupkan orang mati dengan izin Allah, menciptakan
burung dari tanah, menyembuhkan orang buta, sakit sopak (kusta) (lihat QS Ali
Imran [3]:49), dan menyuguhkan hidangan dari langit (Almaidah [4]:114). Selain
itu, Allah SWT juga memberikan padanya sebuah kitab suci, yakni Injil (QS
Almaidah [5]:46) yang akan dijelaskan secara detail pada subbab berikutnya.
Saat muncul rencana jahat dari kaum Bani Israil (Yahudi) yang
bermaksud membunuhnya, Allah SWT kemudian menyelamatkannya dengan mengangkatnya
ke langit. Orang yang dibunuh oleh Yahudi itu adalah orang yang diserupakan
dengan Isa. Yang dibunuh tersebut adalah pengikut Isa yang telah berkhianat,
yakni Yudas Iskariot.
''Dan, karena ucapan mereka, 'Sesungguhnya, kami telah membunuh
Al-Masih, Isa putra Maryam, rasul Allah,' padahal mereka tidak membunuhnya dan
tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya, orang-orang yang berselisih
paham tentang (pembunuhan) Isa benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang
dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu,
kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak (pula) yakin bahwa yang
mereka bunuh itu adalah Isa.'' (Annisaa' [5]: 157).
Isa diselamatkan oleh Allah dengan jalan diangkat ke langit dan
ditempatkan di suatu tempat yang hanya Allah SWT yang tahu tentang hal ini.
Alquran menjelaskan peristiwa penyelamatan ini.
''Tetapi, (yang sebenarnya),
Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan, adalah Allah Mahaperkasa lagi
Mahabijaksana. (Annisaa' [5]:158).
B. Silsilah Keluarga Nabi Isa
Alaihisalam
Isa adalah keturunan Daud dan Sulaiman. Dialah rasul
dari kalangan Bani Israel yang pengaruhnya menyebar hingga di luar kalangan
Yahudi. Tahun kelahirannya hingga kini dijadikan dasar perhitungan kalender
Masehi. Adapun tanggal kelahirannya tidak pernah dinyatakan secara jelas. Yang
pasti bukan tanggal 25 Desember yang sekarang diperingati sebagai Hari Natal,
karena penentuan tanggal itu lebih dikaitkan dengan mitologi serta perhitungan
astronomi menyangkut perubahan posisi bumi terhadap matahari. Kisah Isa diawali
dari peristiwa kedatangan malaikat menemui Maryam yang tinggal di kamarnya di
Baitul Maqdis.
C. Kisah dan Mukjizat Nabi
Isa alaihisalam
Mukjizat
Isa (Arab:معجزات
عيسى) adalah kemampuan luar biasa yang dimiliki Nabi Isa untuk membuktikan
kenabiannya, sifat tersebutnya ini juga sama dengan sifat yang dimiliki oleh
para malaikat,
karena Isa diperkuat oleh Ruh al-Qudus. Mukjizat
Nabi diberikan oleh Allah SWT agar umat Nabi Isa memepercayai kenabian Isa
serta mau mengakui ajaran Isa untuk percaya kepada Alah SWT,Tuhan yang disembah
oleh Isa. Hal ini karena banyak orang pada masa tersebut yang menganggap Isa
adalah anak iblis, karena lahir tanpa ayah. Sehingga Maryam, ibunya, sempat
dituduh sebagai pezina karena melahirkan seorang anak tanpa adanya suami.
Berikut Mukjizat Nabi Isa Alaihisalam yang dikutip dengan kisah kisahnya :
Penutur Ulang Lukman Hakim Zuhdi
Setiap nabi
dan rasul dianugerahi mukjizat yang berbeda-beda oleh Allah SWT. Mukjizat
adalah kejadian luar biasa untuk membuktikan kenabian dan kerasulan seseorang.
Mukjizat yang diperlihatkan nabi dan rasul umumnya disesuaikan dengan kondisi
umat pada zamannya. Pada masa Nabi Isa ’alaihis salam, masyarakat Bani Israil
sedang dilanda penyakit materialis. Segala sesuatunya serba dinilai dengan
uang, emas dan harta benda. Urusan dunia selalu dinomor satukan, sementara
menyangkut keimanan, keagamaan dan bekal akhirat diabaikan.
Nabi Isa
mendapat tugas utama untuk mendidik ruhani dan tauhid kepada umatnya yang
senang membantah. Karena itu ia diberi beragam mukjizat dan keistimewaan oleh
Allah SWT untuk menopang perjuangan dakwahnya. Mukjizat yang paling awal
terjadi ketika ia masih bayi, bahkan sesaat setelah dilahirkan. Waktu itu ia
sudah bisa berbicara secara lancar dengan manusia dewasa. Ia menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan masyarakatnya.
Hal tersebut
terkait dengan pelecehan dan fitnah yang dialamatkan kepada Ibunya, yakni Siti
Maryam. Mereka menuduh Ibu Nabi Isa seorang pelacur dan wanita murahan. Sebab,
Ibunya tidak pernah menikah dan tidak mempunyai suami, tetapi bisa hamil dan
melahirkan seorang bayi. Dengan tegas Nabi Isa menyatakan bahwa Ibunya tidak
pernah bersalah. Ibunya termasuk perempuan baik, saleh, suci, dan berasal dari
keturunan terpandang yang diberkahi Allah SWT.
Membuat Burung dari
Tanah
Kaum Nabi Isa
yang pandai berdebat sangat mengingkari adanya ruh dan hari kebangkitan. Oleh
karena itu, mereka meminta Nabi Isa untuk menghidupkan orang yang sudah lama
mati. Nabi Isa menyanggupinya untuk meyakinkan mereka yang terlampau
mengagung-agungkan akal pikiran. Mereka kemudian beramai-ramai menunjukkan
sebuah kuburan tua yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
”Putra
Maryam, kalau kamu memang benar utusan Tuhan, coba hidupkan orang ini! Seperti
kami ketahui, tubuh orang ini sudah ditimbun tanah beberapa tahun lalu. Rambut
dan dagingnya kami yakin sudah habis dimakan cacing. Tulang-tulangnya sudah
terlepas dan hancur berantakan,” tantang salah seorang pemimpin Bani Israil,
tangannya mengarah ke kuburan.
”Kamu jangan
harap bermimpi di siang bolong, wahai Isa! Jika kamu bisa, kami baru percaya
kepada dirimu dan Tuhanmu,” celetuk yang lainnya dengan nada sinis sembari
berkacak pinggang. Kawan-kawannya memberi dukungan melalui isyarat bahasa
tubuhnya.
”Baiklah,
akan saya bangunkan orang ini atas izin Allah SWT,” jawab Nabi Isa, terlihat
tenang.
Nabi Isa
langsung bermunajat kepada Allah SWT. Usai berdoa, Nabi Isa mendekati kuburan,
lalu mengarahkan kedua tangannya. Ia memangil-manggil penghuni kubur. Seketika
orang yang sudah mati itu hidup kembali. Jasad dan anggota tubuhnya tetap utuh
dan masih lengkap, sama seperti dulu ketika ia hidup. Ia bisa berbicara dengan
orang-orang yang hadir, terutama dengan Nabi Isa.
”Apa kalian
sudah percaya dengan adanya hari kebangkitan atau hari akhir?” tanya Nabi Isa.
Orang-orang
Bani Israil tidak ada yang berani bersuara. Mereka serempak bungkam. Mereka
masih kaget melihat peristiwa yang baru saja dilihatnya. Seakan-akan mereka
disergap perasaan percaya dan tidak percaya.
”Kami masih belum percaya dengan
kenabianmu. Coba tunjukkan kehebatanmu yang lain!” pinta seseorang lainnya,
suaranya setengah berteriak.
”Apa lagi yang ingin kalian
minta?” tukas Nabi Isa.
”Perlihatkan kepada kami cara
membuat burung hidup dari tanah liat.”
Nabi Isa
kembali berdoa kepada Allah SWT. Selang beberapa menit, ia mengambil tanah liat
yang ada di sekitarnya. Tanah itu dibuat seperti burung, lalu ditiup dan
jadilah burung yang bebas terbang ke sana kemari.
”Ini bukti bahwa ruh itu ada
pada setiap makhluk hidup. Sudahkah ini menunjukkan bahwa Allah SWT Maha
Kuasa?” ucap Nabi Isa.
”Kami masih belum percaya
kepadamu. Itu semua hanya permainan sihirmu. Dasar pembohong!” cetus
masyarakat, lantas berbarengan meninggalkan Nabi Isa.
Menurunkan Makanan dari
Langit
Pada satu
kesempatan Nabi Isa sedang berkumpul bersama para pengikutnya di tempat ibadah.
Mereka meminta Nabi Isa supaya menurunkan makanan dan minuman dari langit.
Secara kebetulan, orang-orang yang tidak percaya dengan kenabian Isa mengetahui
permintaan itu. Rupanya mereka ingin membuktikan sendiri secara kasat mata
kehebatan Nabi Isa. Akhirnya mereka meminta izin ikut bergabung dengan umat
Nabi Isa.
Nabi Isa
berdiri, lalu melangkahkan kakinya. Ia meletakkan tangan kanannya di atas
tangan kirinya, kemudian menundukkan kepala untuk memulai bermunajat. ”Ya Allah
Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit.” Saking
khusu’nya berdoa, sampai-sampai ia menangis dan air matanya memasahi jenggotnya
yang panjang. Seketika turunlah makanan besar dari celah dua awan: satu awan di
atasnya, satu awan di bawahnya. Saat itu orang-orang melihatnya penuh takjub.
Nabi Isa melanjutkan doanya, “Ya Allah Tuhan kami, jadikanlah makanan ini
sebagai rahmat dan jangan menjadi fitnah bagi kami.”
Makanan dari
langit itu turun di hadapan Nabi Isa. Aroma dan baunya sangat harum, menggoda
lidah siapa saja untuk segera menyantapnya. Nabi Isa tersungkur dalam keadaan
sujud syukur yang diikuti oleh umatnya. Setelah itu mereka makan bersama.
Bahkan orang-orang yang semula tidak percaya dengan Nabi Isa langsung meyakini
ajaran-ajarannya. Sementara bagi pengikut Nabi Isa, mukjizat ini semakin
mempertebal keimanannya kepada Allah SWT. Dikisahkan, makanan itu tidak
habis-habis, meski dimakan oleh ribuan orang.
Nabi Isa Dituduh Tukang
Tipu
Pakaian
sehari-hari yang dikenakan Nabi Isa terbuat dari bahan wol murah. Penampilannya
sungguh sederhana, bersahaja, namun tidak membuatnya minder. Hal ini tidak
seperti umumnya warga Yahudi pada masa itu yang senang bermewah-mewahan. Tetapi
jangan dikira, ujung bajunya itu jika disentuh orang yang sakit, maka orang itu
akan sembuh. Penderita kusta atau lepra, penyakit belang atau yang mengidap
penyakit kronis lainnya, seketika bisa sembuh bila tersentuh baju Nabi Isa.
Bahkan jika Nabi Isa meletakkan tangannya di atas mata orang yang buta, maka
orang itu langsung dapat melihat keindahan dunia.
Mukjizat lain
yang dimiliki Nabi Isa adalah melihat sesuatu yang gaib. Penglihatannya sanggup
menembus benda yang tidak bisa disaksikan kebanyakan mata orang biasa. Mata
batinnya sangat tajam dan panca inderanya sungguh peka. Misalnya Nabi Isa mampu
melihat makanan, minuman dan barang-barang yang disimpan di dalam rumah yang
pintunya tertutup. Padahal ia hanya melihatnya dari luar, tanpa terlebih dahulu
masuk atau mendapat bocoran dari seseorang maupun pengikutnya. Ternyata yang
ditebak dan dikatakan Nabi Isa benar adanya, sesuai dengan isi rumah.
Bagi orang
yang tidak senang dengan Nabi Isa, tentu menganggap Nabi Isa memiliki
peliharaan jin atau makhluk gaib sejenisnya yang bisa diperintah semaunya.
Tetapi Nabi Isa maupun para pengikutnya tidak mau menanggapi pernyataan atau
komentar murahan seperti itu. Nabi Isa tetap sabar. Ia menyadari, nabi dan
rasul sebelum dirinya pun sering mendapat fitnah dan perlakuan kurang baik.
Selain itu, ia tahu, para pejuang pendahulunya kerap dikatakan tukang sihir,
tukang sulap, tukang tipu, atau pembohong kendati oleh masyarakatnya sendiri.
D. Kisah dan Mukjizat Nabi
Isa Alaihisalam dalam Al-qur’an
1.
Mukjizat
a.
"Dan
sebagai rosul kepada Bani Israil (dia berkata), "Aku datang kepadamu
dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor
burung
dengan izin Allah. Dan aku
menyembuhkan orang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku
menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritakan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di
rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran
kerosulanku) bagimu, jika kamu orang beriman." (QS. 3/Ali Imron: 49)
b.
Dan ingatlah,
ketika Allah berfirman, "Wahai Isa putra Maryam, Ingatlah nikmat-Ku
kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu dengan Rohulkudus. Engkau
dapat berbicara kepada manusia sewaktu dalam buaian dan setelah dewasa. Dan
ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) hikmah, Taurot, dan
Injil. Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan
seizin-Ku, kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang
sebenarnya) dengan seizinku." (QS. 5/Al-Maidah:
110)
2.
Kisah
AL-BAQARAH :
[2.253] Rasul-rasul itu Kami lebihkan sebagian
mereka atas sebagian yang lain. Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata
(langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat.
Dan Kami berikan kepada Isa putera Maryam beberapa mukjizat serta Kami perkuat
dia dengan Ruhul Qudus. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya tidaklah
berbunuh-bunuhan orang-orang (yang datang) sesudah rasul-rasul itu, sesudah
datang kepada mereka beberapa macam keterangan, akan tetapi mereka berselisih,
maka ada di antara mereka yang beriman dan ada (pula) di antara mereka yang
kafir. Seandainya Allah menghendaki, tidaklah mereka berbunuh-bunuhan. Akan
tetapi Allah berbuat apa yang dikehendaki-Nya.
AL-IMRAN :
[3.45] (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: “Hai
Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra
yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih
Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk
orang-orang yang didekatkan (kepada Allah),
[3.46] dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian
dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang saleh.”
[3.47] Maryam berkata: “Ya Tuhanku, betapa mungkin
aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki
pun.” Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): “Demikianlah Allah
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan
sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: “Jadilah”, lalu jadilah dia.
[3.48] Dan Allah akan mengajarkan kepadanya Al
Kitab, Hikmah, Taurat dan Injil.
[3.49] Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israel ( yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.”
[3.49] Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israel ( yang berkata kepada mereka): “Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman.”
[3.50] Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat
yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah
diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu dengan membawa suatu tanda
(mukjizat) dari Tuhanmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah
kepadaku.
[3.51] Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu,
karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”
[3.52] Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka
(Bani Israel) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku
untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia)
menjawab: “Kami lah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah;
dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.
[3.53] Ya Tuhan kami, kami telah beriman kepada apa
yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah
kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)”.
[3.54] Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan
Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.
[3.55] (Ingatlah), ketika Allah berfirman: “Hai Isa,
sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu
kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan
orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari
kiamat. Kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu
tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya”.[3.56] Adapun orang-orang
yang kafir, maka akan Ku-siksa mereka dengan siksa yang sangat keras di dunia
dan di akhirat, dan mereka tidak memperoleh penolong.
[3.57] Adapun orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal-amal saleh, maka Allah akan memberikan kepada mereka dengan
sempurna pahala amalan-amalan mereka; dan Allah tidak menyukai orang-orang yang
lalim.
[3.58] Demikianlah (kisah ‘Isa), Kami membacakannya
kepada kamu sebagian dari bukti-bukti (kerasulannya) dan (membacakan) Al Qur’an
yang penuh hikmah.
[3.59] Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi
Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah,
kemudian Allah berfirman kepadanya: “Jadilah” (seorang manusia), maka jadilah
dia.
[3.60] (Apa yang telah Kami ceritakan itu), itulah
yang benar, yang datang dari Tuhanmu, karena itu janganlah kamu termasuk
orang-orang yang ragu-ragu.
[3.61] Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa
sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), maka katakanlah (kepadanya):
“Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan
istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah
kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang
yang dusta.
[3.62] Sesungguhnya ini adalah kisah yang benar, dan
tak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah; dan sesungguhnya Allah,
Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[3.63] Kemudian jika mereka berpaling (dari
kebenaran), maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan.
[3.64] Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah
(berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara
kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita
persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan
sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka
katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang
berserah diri (kepada Allah)”.
[3.65] Hai Ahli Kitab, mengapa kamu bantah-membantah
tentang hal Ibrahim, padahal Taurat dan Injil tidak diturunkan melainkan
sesudah Ibrahim. Apakah kamu tidak berpikir?
AN-NISA :
[4.156] Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa),
dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina),
[4.157] dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami
telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah)
orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang
berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan
tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang
dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin
bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.
[4.158] Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[4.159] Tidak ada seorang pun dari Ahli Kitab,
kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari Kiamat
nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.
[4.171] Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui
batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang
benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan
(yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan
(dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah
(dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha
Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi
adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
[4.172] Al Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba
bagi Allah dan tidak (pula enggan) malaikat-malaikat yang terdekat (kepada
Allah). Barang siapa yang enggan dari menyembah-Nya dan menyombongkan diri,
nanti Allah akan mengumpulkan mereka semua kepada-Nya.
AL-MAIDAH :
[5.17] Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata: “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putra Maryam”. Katakanlah:
“Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika
Dia hendak membinasakan Al Masih putra Maryam itu beserta ibunya dan seluruh
orang-orang yang berada di bumi semuanya?” Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit
dan bumi dan apa yang di antara keduanya; Dia menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[5.72] Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih
(sendiri) berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu”
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti
Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun.
[5.73] Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang
mengatakan: “Bahwasanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di
antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.
[5.75] Al Masih putra Maryam hanyalah seorang Rasul
yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang
yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana
Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami),
kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat
Kami itu).
[5.110] (Ingatlah), ketika Allah mengatakan: “Hai
Isa putra Maryam, ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu di waktu Aku
menguatkan kamu dengan ruhul qudus. Kamu dapat berbicara dengan manusia di
waktu masih dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) di waktu Aku
mengajar kamu menulis, hikmah, Taurat dan Injil, dan (ingatlah pula) di waktu
kamu membentuk dari tanah (suatu bentuk) yang berupa burung dengan izin-Ku,
kemudian kamu meniup padanya, lalu bentuk itu menjadi burung (yang sebenarnya)
dengan seizin-Ku. Dan (ingatlah), waktu kamu menyembuhkan orang yang buta sejak
dalam kandungan ibu dan orang yang berpenyakit sopak dengan seizin-Ku, dan
(ingatlah) di waktu kamu mengeluarkan orang mati dari kubur (menjadi hidup)
dengan seizin-Ku, dan (ingatlah) di waktu Aku menghalangi Bani Israel (dari
keinginan mereka membunuh kamu) di kala kamu mengemukakan kepada mereka
keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka
berkata: “Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata.”
[5.111] Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada
pengikut Isa yang setia: “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”.
Mereka menjawab: “Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa
sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)”.
[5.112] (Ingatlah), ketika pengikut-pengikut Isa
berkata: “Hai Isa putra Maryam, bersediakah Tuhanmu menurunkan hidangan dari
langit kepada kami?” Isa menjawab: “Bertakwalah kepada Allah jika betul-betul
kamu orang yang beriman”.
[5.113] Mereka berkata; “kami ingin memakan hidangan
itu dan supaya tenteram hati kami dan supaya kami yakin bahwa kamu telah
berkata benar kepada kami, dan kami menjadi orang-orang yang menyaksikan
hidangan itu”.
[5.114] Isa putra Maryam berdoa: “Ya Tuhan kami, turunkanlah
kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan
menjadi hari raya bagi kami yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang
datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; beri rezekilah
kami, dan Engkaulah Pemberi rezeki Yang Paling Utama”.
[5.115] Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan
menurunkan hidangan itu kepadamu, barang siapa yang kafir di antaramu sesudah
(turun hidangan itu), maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan
yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia”.
[5.116] Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai
Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan
ibuku dua orang tuhan selain Allah?” Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah
patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah
mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa
yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau.
Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib”.
[5.117] Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka
kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan) nya yaitu: “Sembahlah
Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama
aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku,
Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas
segala sesuatu.
[5.118] Jika Engkau menyiksa mereka, maka
sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni
mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
[5.119] Allah berfirman: “Ini adalah suatu hari yang
bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang
dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya;
Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida terhadap-Nya. Itulah
keberuntungan yang paling besar”.
[5.120] Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi
dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
[9.30] Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putra
Allah” dan orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putra Allah”. Demikian itulah
ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir
yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?
[9.31] Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan
rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan)
Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha
Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari
apa yang mereka persekutukan.
MARYAM :
[19.7] Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar
gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang
sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia.
19.8] Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, bagaimana akan
ada anak bagiku, padahal istriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri)
sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua”.
[19.9] Tuhan berfirman: “Demikianlah”. Tuhan
berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan
kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali”.
[19.10] Zakaria berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku
suatu tanda”. Tuhan berfirman: “Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat
bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat”.
[19.11] Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya,
lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi
dan petang.
[19.12] Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu
dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih
kanak-kanak,
[19.13] dan rasa belas kasihan yang mendalam dari
sisi Kami dan kesucian (dari dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa,
[19.14] dan banyak berbakti kepada kedua orang
tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
[19.15] Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia
dilahirkan, dan pada hari iameninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup
kembali.
[19.16] Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al
Qur’an, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di
sebelah timur,
[19.17] maka ia mengadakan tabir (yang
melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami kepadanya, maka ia
menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
[19.18] Maryam berkata: “Sesungguhnya aku berlindung
dari padamu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu seorang yang bertakwa”.
[19.19] Ia (Jibril) berkata: “Sesungguhnya aku ini
hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang
suci”.
[19.20] Maryam berkata: “Bagaimana akan ada bagiku
seorang anak laki-laki, sedang tidak pernah seorang manusia pun menyentuhku dan
aku bukan (pula) seorang pezina!”
[19.21] Jibril berkata: “Demikianlah. Tuhanmu
berfirman: “Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan agar dapat Kami menjadikannya
suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu
perkara yang sudah diputuskan.”
[19.22] Maka Maryam mengandungnya, lalu ia
menyisihkan diri dengankandungannya itu ke tempat yang jauh.
[19.23] Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa
ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, ia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya
aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan”.
[19.24] Maka Jibril menyerunya dari tempat yang
rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan
anak sungai di bawahmu.
[19.25] Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke
arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.
[19.26] Maka makan, minum dan bersenang hatilah
kamu. Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah: “Sesungguhnya aku
telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan
berbicara dengan seorang Manusia pun pada hari ini”.
[19.27] Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya
dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya kamu telah
melakukan sesuatu yang amat mungkar.
[19.28] Hai saudara perempuan Harun, ayahmu
sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sekali-kali bukanlah seorang
pezina”,
[19.29] maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka
berkata: “Bagaimana kami akan berbicara dengan anak kecil yang masih dalam
ayunan?”
[19.30] Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba
Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.
[19.31] dan Dia menjadikan aku seorang yang
diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan)
salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup;
[19.32] dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak
menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.
[19.33] Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan
kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali”.
[19.34] Itulah Isa putra Maryam, yang mengatakan
perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya.
[19.35] Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha
Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata
kepadanya: “Jadilah”, maka jadilah ia.
[19.36] Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan
Tuhanmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.
[19.37] Maka berselisihlah golongan-golongan (yang
ada) di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan
hari yang besar.
AL-ANBIYA :
[21.91] Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah
memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh) nya ruh dari Kami
dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi
semesta alam.
AZ-ZUKHRUF :
[43.57] Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan
perumpamaan tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya.
[43.58] Dan mereka berkata: “Manakah yang lebih baik
tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)? Mereka tidak memberikan perumpamaan itu
kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum
yang suka bertengkar.
[43.59] Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang
Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda
bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israel.
[43.60] Dan kalau Kami kehendaki benar-benar Kami
jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun.
[43.61] Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar
memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. Karena itu janganlah kamu ragu-ragu
tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus.
[43.62] Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan
oleh setan; sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.
[43.63] Dan tatkala Isa datang membawa keterangan
dia berkata: “Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa hikmat dan untuk
menjelaskan kepadamu sebagian dari apa yang kamu berselisih tentangnya, maka
bertakwalah kepada Allah dan taatlah (kepada) ku”.
[43.64] Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan
kamu, maka sembahlahDia, ini adalah jalan yang lurus.
AS-SAFF :
[61.6] Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam
berkata: “Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu,
membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar
gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang
namanya Ahmad (Muhammad)” Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan
membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata”.
[61.14] Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu
penolong-penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata
kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi
penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang
setia itu berkata: “Kami lah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan
dari Bani Israel beriman dan segolongan (yang lain) kafir; maka kami berikan
kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu
mereka menjadi orang-orang yang menang.
AT TAHRIIM :
[66.12] dan Maryam putri Imran yang memelihara
kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan)
Kami; dan dia membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya dan Kitab-kitab-Nya; dan
adalah dia termasuk orang-orang yang taat.
E. Kisah Nabi Isa Alaihisalam
dan Ibunya
Dengan kekuasaan Allah I,
lahirlah ‘Isa dari rahim Maryam yang tidak pernah disentuh oleh seorang
laki-lakipun.
Tatkala
mereka melihat hal ini (Maryam mempunyai bayi), padahal mereka tahu bahwa
Maryam belum menikah, mereka pun memastikan bahwa anak itu tentunya lahir dari
hubungan yang tidak benar. Allah I menceritakan:
“Kaumnya berkata: ‘Hai Maryam,
sungguh kamu benar-benar telah melakukan sesuatu yang amat mungkar. Hai saudara
perempuan Harun, ayahmu bukanlah seorang yang jahat dan ibumu sama sekali
bukanlah pezina.’ Maka Maryam menunjuk kepada anaknya.” (Maryam: 27-29)
Sebagaimana dia diperintahkan. Lalu berkatalah orang-orang yang mengingkari Maryam (sebagaimana firman Allah I):
Sebagaimana dia diperintahkan. Lalu berkatalah orang-orang yang mengingkari Maryam (sebagaimana firman Allah I):
“Bagaimana kami akan berbicara
dengan anak kecil yang masih dalam ayunan?” (Maryam: 29)
Ketika itu Nabi ‘Isa u baru berusia beberapa hari sejak dilahirkan ibunya. Firman Allah I menerangkan bagaimana Nabi ‘Isa menjawab pertanyaan mereka:
Ketika itu Nabi ‘Isa u baru berusia beberapa hari sejak dilahirkan ibunya. Firman Allah I menerangkan bagaimana Nabi ‘Isa menjawab pertanyaan mereka:
“Sesungguhnya aku ini hamba
Allah. Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang Nabi. Dan Dia
menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada. Dia
memerintahkan kepadaku untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat selama aku
hidup. Dan (memerintahkan pula agar) aku berbakti kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan
aku orang yang sombong lagi celaka. Kesejah-teraan semoga dilimpahkan kepadaku,
pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku
dibangkitkan hidup kembali.” (Maryam: 30-33)
Perkataan yang diucapkan saat beliau masih sebagai bayi yang baru lahir ini, merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah I, sekaligus bukti kerasulan beliau. Dan beliau hanyalah seorang hamba Allah I. Tidak seperti yang dipahami oleh orang-orang Nasrani (Kristen).
Akhirnya terlepaslah ibunya dari tuduhan buruk ini. Karena seandainya Maryam mendatangkan seribu saksi atas kesuciannya dalam keadaan seperti ini, belum tentu manusia akan menerima pembelaannya. Akan tetapi ucapan ini keluar dari Nabi ‘Isa u yang masih dalam buaian, sehingga hilanglah semua keraguan yang ada di dalam hati siapapun.
Setelah kejadian ini, manusia pun terbagi menjadi tiga golongan. Golongan pertama: yang beriman dan membenarkan ucapan beliau serta tunduk kepadanya setelah dia menjadi nabi. Mereka inilah yang beriman dengan sebenarnya. Golongan kedua: yang melampaui batas, yaitu orang-orang Nasrani. Mereka mengemukakan suatu pernyataan yang sudah dikenal, yaitu memposisikan Nabi ‘Isa u sebagai Rabb. Maha Suci Allah I dari ucapan dusta mereka.
Golongan ketiga: yang mengingkari dan menentangnya, yaitu orang-orang Yahudi. Mereka melemparkan tuduhan kepada ibunya. Padahal Allah I telah membersihkannya dari tuduhan itu dengan sebersih-bersihnya.
Oleh karena itulah, Allah I berfirman:
“Maka berselisihlah
golongan-golongan yang ada di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar (kiamat).” (Maryam:
37)
Ketika Allah I mengutusnya kepada Bani Israil, sebagian ada yang beriman kepadanya, namun banyak pula yang mengingkarinya. Beliau memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat Allah I dan berbagai keajaiban. Beliau membuat bentuk (burung) dari tanah lalu meniupnya, maka jadilah seekor burung yang hidup dengan seizin Allah I. Dia menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya, orang yang berpenyakit sopak (belang), serta menghidupkan orang mati dengan seizin Allah I. Beliau juga mengabarkan kepada Bani Israil apa yang mereka makan dan mereka simpan di rumah-rumah mereka.
Ketika Allah I mengutusnya kepada Bani Israil, sebagian ada yang beriman kepadanya, namun banyak pula yang mengingkarinya. Beliau memperlihatkan kepada mereka ayat-ayat Allah I dan berbagai keajaiban. Beliau membuat bentuk (burung) dari tanah lalu meniupnya, maka jadilah seekor burung yang hidup dengan seizin Allah I. Dia menyembuhkan orang yang buta sejak lahirnya, orang yang berpenyakit sopak (belang), serta menghidupkan orang mati dengan seizin Allah I. Beliau juga mengabarkan kepada Bani Israil apa yang mereka makan dan mereka simpan di rumah-rumah mereka.
Namun
demikian, musuh-musuh beliau justru ingin membunuhnya. Maka Allah I menjadikan
kemiripan (fisik) pada salah seorang Hawariyyin1 (shahabatnya -yakni yang
khianat) atau orang lain. Allah I mengangkat beliau kepada-Nya serta
menyucikannya dari upaya pembunuhan. Akhirnya mereka menangkap orang yang
diserupakan Allah I sebagai Nabi ‘Isa, lalu membunuh dan meletakkannya di tiang
salib. Mereka telah melakukan dosa dan kejahatan yang sangat besar.
Orang-orang
Nasrani (Kristen) mem-benarkan dan mempercayai hal ini, bahkan meyakini bahwa
mereka telah membunuh dan menyalibnya. Namun Allah I menyu-cikan beliau dari
semua keadaan ini, firman Allah I:
“Padahal mereka tidak
membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh) adalah orang
yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka.” (An-Nisa 157)
Nabi ‘Isa u berdakwah di tengah-tengah Bani Israil, mengabarkan berita gembira akan risalah dan kedatangan Nabi Muhammad n. Namun setelah Nabi Muhammad n datang kepada mereka padahal mereka telah mengenalnya (melalui Taurat dan Injil) sebagaimana mengenal anak-anak mereka sendiri, () mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata). Ucapan ini pula yang mereka katakan tentang Nabi ‘Isa u. Allah I berfirman:
Nabi ‘Isa u berdakwah di tengah-tengah Bani Israil, mengabarkan berita gembira akan risalah dan kedatangan Nabi Muhammad n. Namun setelah Nabi Muhammad n datang kepada mereka padahal mereka telah mengenalnya (melalui Taurat dan Injil) sebagaimana mengenal anak-anak mereka sendiri, () mereka berkata: “Ini adalah sihir yang nyata). Ucapan ini pula yang mereka katakan tentang Nabi ‘Isa u. Allah I berfirman:
“Maka berkatalah orang-orang
kafir di antara mereka: ‘Ini tidak lain melainkan sihir yang nyata’.”
(Al-Ma`idah: 110)
Beberapa Pelajaran dari Kisah
Ini :
1. Nadzar itu telah disyariatkan
sejak umat sebelum kita. Nabi n bersabda mengenai masalah ini:
“Barangsiapa bernadzar untuk
taat kepada Allah maka hendaklah dia menaati-Nya. Dan barangsiapa bernazar
hendak durhaka kepada Allah, maka janganlah dia mendurhakai-Nya.” (Shahih, HR.
Al-Bukhari dari ‘Aisyah x)
2. Termasuk kenikmatan yang
Allah I berikan kepada seseorang adalah dia berada di bawah pengawasan atau
pemeliharaan orang yang shalih. Karena seorang pembimbing dan pengawas
mempunyai pengaruh sangat besar dalam kehidupan orang yang dibimbing dan yang
berada di bawah pengawasannya. Baik akhlak maupun adab sopan santunnya. Karena
itulah diperintahkan bagi para pendidik atau pembimbing untuk memperhatikan
pendidikan yang baik, selalu memberikan dorongan untuk berakhlak yang baik, dan
memperingatkan agar menjauhi akhlak yang buruk kepada orang yang dibimbingnya.
3. Adanya karamah para
wali Allah I. Dalam kisah ini, Allah
memberikan kemuliaan (karamah) kepada Maryam dengan beberapa perkara:
-Allah memberinya jalan untuk berada di bawah
bimbingan dan pengawasan Nabi Zakariya u setelah terjadi perselisihan mengenai
urusannya.
-Allah memuliakannya dengan rizki yang selalu datang
dari Allah I untuk dirinya tanpa suatu sebab yang wajar.
- Allah memuliakannya dengan adanya ‘Isa u yang
dilahirkannya dan ucapan malaikat kepadanya, juga perkataan Nabi ‘Isa u yang
masih dalam buaian, yang kesemua itu menenteramkan hatinya. Jadi, terkumpul
dalam masalah ini karamah seorang wali dan mu’jizat seorang Nabi.
4. Dikisahkan beberapa ayat
(tanda kekuasaan) Allah I yang demikian besar yang Allah I berikan kepada Nabi
‘Isa u. Seperti menghidupkan orang mati, menyembuhkan penyakit buta serta
sopak, dan sebagainya.
5. Kemuliaan yang Allah I
berikan kepada Nabi ‘Isa u dengan menjadikan Hawariyin dan para pembela, baik
ketika beliau masih hidup maupun sesudah meninggalnya, yang menyebarluaskan
dakwah dan membela agamanya. Oleh karena itu, bertambahlah pengikutnya. Di
antara mereka ada yang tetap beragama dengan lurus, yaitu mereka yang beriman
kepadanya secara hakiki, beriman pula kepada para Rasul. Di antara mereka ada
pula yang menyimpang, yaitu orang-orang yang melampaui batas terhadapnya.
Merekalah mayoritas manusia yang mengaku-aku sebagai pengikut Nabi ‘Isa,
padahal sesungguhnya mereka adalah orang yang paling jauh darinya.
6. Allah I memuji Maryam sebagai
seorang wanita yang sempurna sikap tashdiq-nya (beriman dan membenarkan).
Yakni, dia membenarkan dan beriman kepada semua firman (kalimat) Rabbnya,
Kitab-Kitab-Nya, dan dia termasuk orang-orang yang taat. Sifat ini tentu saja
menunjukkan pula bahwa dia adalah seorang wanita yang mempunyai ilmu yang kokoh
(rasikh), ibadah yang tidak pernah berhenti, dan khusyu’ (tunduk) kepada Allah
I. Dan Allah I telah memilih dan melebihkannya di atas sekalian wanita di dunia
ini.
7. Diterangkannya kisah ini atau
berita lainnya kepada Nabi Muhammad n secara terperinci dan sesuai dengan
kenyataannya, merupakan bukti-bukti risalah dan tanda-tanda kenabian beliau n.
Sebagaimana firman Allah : “Yang demikian itu adalah sebagian dari berita ghaib
yang Kami wahyukan kepada kamu (hai Muhammad).” (Ali ‘Imran: 44)
Taisirul
Lathifil Mannan karya Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’d
http://id.wikipedia.org/wiki/Mukjizat_Isa
http://kisahislamiah.blogspot.com
http://komunitasamam.wordpress.com
http://risalahrasul.wordpress.com
http://kisah25nabi.blogspot.com/
http://asysyariah.com/kisah-nabi-isa-dan-ibunya.html
0 comments:
Post a Comment